Gubernur: Investasi Bisa Terkendala Studi Kelayakan

id Irwan Prayitno

Gubernur: Investasi Bisa Terkendala Studi Kelayakan

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menilai belum adanya studi kelayakan atau biasa disebut feasibility study untuk berbagai potensi investasi di daerah itu, bisa menjadi kendala dalam upaya menarik investor.

"Studi kelayakan ini penting bagi investor untuk memperkirakan investasi yang dilakukan bisa untung atau tidak. Namun pemerintah daerah kesulitan menyediakannya," kata dia di Padang, Rabu.

Sumbar pernah menganggarkan pembuatan studi kelayakan untuk potensi investasi yang ada di daerah itu. Namun karena tindaklanjut dari studi kelayakan itu tidak ada, maka dinilai tidak sesuai aturan, bahkan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Itu menjadi salah satu kendala yang dihadapi daerah dalam mengembangkan potensi investasi. Padahal sebagian besar investor meminta studi kelayakan sebagai syarat untuk menanamkan modalnya.

Anggaran yang dibutuhkan untuk studi kelayakan yang memenuhi standar memang cukup besar hingga mencapai Rp3 miliar lebih.

Sementara itu, solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah dengan menyediakan data dasar terkait potensi investasi selengkap mungkin.

Meski belum berupa studi kelayakan, tetapi setidaknya bisa menjadi dasar pijak bagi investor dalam menganalisis peluang usahanya.

Sebelumnya Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat, Himawan Hariyoga menyebutkan investor dari berbagai negara memiliki karakter masing-masing, termasuk dalam menyikapi studi kelayakan.

Investor dari Timur Tengah, cenderung menjadikan hal itu sebagai syarat yang wajib ada. Jika tidak punya studi kelayakan, mereka memilih untuk meninggalkan potensi investasi tersebut.

Berbeda dengan investor dari China yang fleksibel dan kadangkala rela mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan studi kelayakan investasi secara mandiri.

"Karakter ini juga menjadi pertimbangan dalam pengembangan investasi," kata dia.(*)