Kementan "Rayu" Generasi Muda Agar Menjadi Petani

id sawah

Kementan "Rayu" Generasi Muda Agar Menjadi Petani

Petani menyiang padi di sawah. (cc)

Pontianak, (Antara Sumbar) - Kementerian Pertanian "merayu" generasi muda agar semakin banyak yang mau menjadi petani di berbagai daerah sebagai upaya mewujudkan visi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Fakta terjadi di semua belahan dunia. Jumlah petani muda menurun, yang tersisa petani yang sudah berusia tua," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam Seminar Hari Pangan Sedunia ke-37 yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu.

Menurut Agung Hendriadi, penurunan jumlah pemuda petani tersebut adalah karena banyak generasi muda yang bermigrasi dari desa karena tidak tertarik bekerja di lahan pertanian sehingga beralih ke sektor lainnya.

Ia berpendapat bahwa yang membuat menarik bagi anak muda pada saat ini adalah yang memiliki nilai tambah serta memiliki sentuhan teknologi yang selaras dengan perkembangan era global saat ini.

"Kami akan coba pertanian kita mempunyai margin keuntungan yang tidak kalah kalau kita bekerja di luar pertanian. Jawabannya adalah teknologi, karena banyak anak muda yang tertarik mengembangkan aplikasi," paparnya.

Agung menuturkan bahwa aspek teknologilah yang akan meningkatkan melesatnya margin keuntungan tersebut, karena dengan teknologi bakal dapat memproduksi hasil yang maksimal dengan tenaga yang relatif kecil.

Selain itu, ujar dia, berbagai pihak juga harus mampu menjamin harga jual dari produksi pertanian dalam negeri memiliki tingkat harga jual tinggi agar banyak generasi muda yang tertarik.

Perayaan Hari Pangan Sedunia yang digelar di Pontianak, Kalbar, 19-22 Oktober 2017, memiliki tema nasional yaitu "Menggerakkan Generasi Muda dalam Membangun Pertanian Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia".

"Kita tahu bahwa Kementan menginginkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Siapa yang akan menjadikan kita lumbung pangan? Yaitu generasi muda tani yang sekarang," ujarnya.

Dengan demikian, acara itu juga diharapkan bisa memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi yang efektif dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, serta memotivasi pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif secara berkelanjutan dalam pembangunan pangan sehingga benar-benar dapat mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo juga menyoroti permasalahan alih fungsi lahan pertanian, padahal saat ini Indonesia masih memerlukan banyak sekali lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya di Tanah Air.

Firman Subagyo menyatakan keprihatinannya karena banyak lahan pertanian produktif, khususnya di Pulau Jawa, yang ternyata saat ini telah dialihfungsikan.

Politisi Partai Golkar itu mengingatkan bahwa berdasarkan data PBB, penduduk global pada tahun 2050 mendatang diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar 9,3 miliar orang.

Karena itu, ujar dia, populasi yang membengkak tersebut tentu berpengaruh terhadap kebutuhan pangan dunia, termasuk juga Indonesia. (*)