IIPG Ajak Masyarakat Lestarikan Makanan Tradisional Indonesia

id IIPG

IIPG Ajak Masyarakat Lestarikan Makanan Tradisional Indonesia

Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIKG) Deisti Astriani Novanto sedang mengambil rendang untuk dicicipi guna dinilai untuk menentukan pemenang lomba masak rendang dalam rangkaian peringatan HUT Golkar 53 dan bakti sosial organisasi tersebut, di Lubuk Alung, Padangpariman, Minggu (15/10). (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M S)

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) pusat Deisti Astriani Novanto mengajak masyarakat Indonesia untuk melestarikan masakan tradisional agar tidak hilang dimakan zaman.

"Banyak makanan tradisional Indonesia yang enak-enak bahkan telah dikenal di luar negeri contohnya rendang yang merupakan masakan khas orang Minangkabau," kata Deisti pada acara rangkaian peringatan HUT Golkar ke-53 dan bakti sosial IIPG di Lubuk Alung, Padangpariaman, Sumatera Barat, Minggu.

Keenakan rendang tidak diragukan lagi karena telah menjadi masakan terenak di dunia.

Namun masakan tersebut harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda sehingga salah satu kuliner Minang itu tidak hilang dan rasanya tetap bisa dipertahankan.

Untuk melestarikan kuliner tersebut dapat melalui lomba oleh berbagai pihak sehingga generasi muda dan masyarakat dapat melihat komposisi bumbu dan cara memasaknya.

"Saya saja sering makan rendang tapi dengan lomba ini baru saya mengetahui cara membuatnya," katanya.

Masyarakat di Indonesia agar tetap terus menjaga kuliner yang merupakan warisan nenek moyang.

Selain lomba masak rendang yang diikuti oleh 10 kelompok ibu-ibu di Padangpariaman juga diselenggarakan, pengobatan gratis, jalan sehat penyerahan 15 traktor dan 15 pompa air untuk pertanian.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman, Aspinuddin mengatakan berdasarkan penelitian, rendang apabila dimakan sewajarnya maka tidak akan berpengaruh buruk terhadap tubuh.

Hal tersebut, karena bumbu yang digunakan bersifat antioksidan yang dapat membunuh pengaruh buruk pada daging. (*)