Pasaman Barat Telat Kerugian Rp9 Miliar Akibat Banjir Sungai Batahan

id BANJIR PASAMAN BARAT

Pasaman Barat Telat Kerugian Rp9 Miliar Akibat Banjir Sungai Batahan

Salah satu rumah warga yang ambruk diterjang banjir Sungai Batahan Kecamatan Ranah Batahan Pasaman Barat. (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mencatat kerugian akibat banjir Sungai Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, mencapai Rp9 miliar.

"Hasil laporan dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) kerugian sekitar Rp9 miliar," kata Kepala BPBD Pasaman Barat, Try Wahluyo di Simpang Empat, Minggu.

Banjir itu banyak merusak insfrastruktur sungai jalan jembatan, perumahan, perikanan dan pertanian.

"Saat ini berbagai bantuan terus mengalir untuk membantu korban banjir. Mulai dari jajaran OPD Pemkab Pasaman Barat, Bank Nagari, OPD Propinsi Sumbar, Polres, Kodim 0305 Pasaman dan berbagai pihak yang merasa prihatin dengan bencana yang terjadi," ujarnya.

Bupati Pasaman Barat, Syahiran mengimbau kepada korban banjir agar bersabar menghadapi musibah banjir.

"Saat ini kita hanya bisa membantu korban dan bagaimana upaya kita meminimalisir bencana kedepannya," katanya.

Ia mengatakan musibah banjir yang terjadi di Kampung Baru Nagari Batahan cukup parah. Selain memberikan dampak di Kecamatan Ranah Batahan, kecamatan lainnya juga terkena dampak seperti di Kecamatan Parit Koto Balingka.

"Sebanyak 20 unit rumah warga rusak parah dan dua unit rumah hanyut. Selain itu empat jembatan rusak parah dan butuh perbaikan. Puluhan ribu ikan hanyut dihantam banjir," katanya.

Pihaknya akan mengkoordinasikan dengan Balai Sungai Wilayah Dua Sumatera di Medan Sumatera Barat agar Sungai Batahan bisa dinormalisasi sehingga air tidak masuk ke pemukiman warga.

"Jika dibiarkan maka jalan nasional yang ada akan terban selain itu air akan langsung masuk kepemukiman warga," katanya.

Ia mengajak kepada warga yang berdomisili di tepi Sungai Batahan agar bersedia pindah kelokasi baru sehingga bisa terhindar dari bencana banjir.

"Kita akan koordinasikan dengan ninik mamak, perangkat jorong, nagari dan camat untuk mencarikan lokasi baru untuk dibangunkan rumah melalui program yang ada baik dari Pemkab maupun dari provinsi," katanya.

Pihaknya juga telah mendirikan posko bencana, memberikan bantuan sembako dan kebutuhan lainnya bagi korban banjir.

"Saat ini statusnya masih tanggap bencana karena kita menetapkan 14 hari tanggap bencana sejak kejadian Senin (9/10) lalu," katanya. (*)