Sumbar Dukung Pemanfaatan Tanaman Obat dan Akupresur

id Nasrul Abit

Sumbar Dukung Pemanfaatan Tanaman Obat dan Akupresur

Wagub Sumbar Nasrul Abit. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumbar mendukung pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan akupresur di daerah itu, agar masyarakat bisa mengatasi penyakit ringan secara mandiri tanpa harus pergi ke puskesmas.

"Ini tidak saja menguntungkan bagi masyarakat, tetapi juga bisa membantu beban puskesmas dan Rumah Sakit, karena itu kita dukung penuh," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Kamis.

Ia menyebutkan itu usai menerima tim penilai penerapan tanaman obat keluarga dari Kementerian Kesehatan RI.

Tanaman obat itu juga tidak membutuhkan lahan yang luas karena bisa ditanam di sekitar pekarangan rumah, meskipun juga bisa pada lahan khusus dengan tujuan komersil.

"Jadi kalau anggota keluarga sakit ringan seperti demam atau pilek, tidak harus langsung ke puskesmas. Bisa memanfaatkan tanaman obat yang ada di sekitar rumah," lanjut dia.

Namun pemanfaatan tanaman obat itu harus diiringi dengan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap khasiat tanaman dan bagaimana cara pemakaiannya.

Gerakan PKK bisa menjadi garda terdepan dalam hal itu karena memiliki kader hingga tingkat nagari dan kelurahan.

"Harus disinergikan program ini," kata dia.

Sementara itu salah seorang tim penilai penerapan tanaman obat keluarga dari Kementerian Kesehatan RI Ratna Ariani menyebutkan selain pemanfaatan tanaman obat, akupresur juga bisa membantu masyarakat dari gangguan penyakit ringan.

Akupresur adalah teknik penyembuhan tradisional dari China dengan menggunakan jari-jari tangan ataupun dengan menggunakan alat bantu seperti stik kayu (tusuk jari), dengan cara menekan titik-titik tertentu pada tubuh untuk memperlancar aliran chi dalam tubuh.

"Masyarakat memang perlu pelatihan khusus untuk bisa menggunakan teknik terapi ini," kata dia didampingi tim penilai lain diantaranya Dwi Kuncahyani SKM, MSi, Haryani SKM, MPHM, Dr. Agus Kamal Purba, Dr. Sri Hastuti Nainggolan, dan Rachmawati.

Penilaian tanaman obat itu akan dilakukan di Kota Payakumbuh, sebagai daerah yang dinilai cukup baik dalam pengembangan program itu. (*)