Kawasan Seribu Rumah Gadang Segera Jadi Cagar Budaya

id Seribu Rumah Gadang

Kawasan Seribu Rumah Gadang Segera Jadi Cagar Budaya

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno foto bersama dengan Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria di Rumah Gadang Gajah Maram kawasan Seribu Rumah Gadang, Solok Selatan, Selasa (15/8/). (ANTARA SUMBAR/Erik Ifansya Akbar)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar Nurmatias mengatakan untuk sementara pengusulan cagar budaya di Solok Selatan, Sumatera Barat, fokus pada Seribu Rumah Gadang (SRG).

"Setelah ini berhasil bisa berlanjut ke tempat-tempat lain di Solok Selatan yang potensil," katanya saat sosialisasi penetapan cagar budaya di Padang Aro, Rabu.

Dalam kawasan seribu rumah gadang terdapat terdapat 113 rumah gadang, dua masjid dan satu mushalla serta satu kuburan Syekh Maulana Ibrahim yang direncanakan masuk dalam cagar budaya yang berada di lahan selias 26 hektare.

Selain itu, keunggulan di Solok Selatan yakni kawasan seribu rumah gadang paling variatif dibanding di daerah lain.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan pemerintah setempat siap bekerjasama dengan BPCB untuk mempercepat terealisasinya cagar budaya di kawasan seribu rumah gadang.

"Penetapan cagar budaya sesuatu yang sudah sangat kami tunggu tunggu dari dulu dan demi terwujudnya kami siap bekerjasama dan mendengarkan masukan dari siapapun," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah setempat perlu bimbingan dari berbagai pihak untuk pengembangan kawasan seribu rumah gadang.

"Kami siap membantu terwujudnya kawasan seribu rumah gadang jadi cagar budaya termasuk dukungan dananya," katanya.

Arsitek Yori Antar mengatakan seribu rumah gadang sudah sangat siap menjadi desa wisata, apalagi dengan banyaknya homestay yang bermunculan.

"Banyak rumah gadang yang indah, namun banyak juga yang hampir punah. Jangan biarkan satu rumah gadangpun yang hilang," ujarnya.

Ia menyatakan kesiapannya membantu tapi bukan bersifat projek tapi masyarakat yang bersama-sama membangun.

"Kita telah bangun rumah adat di 15 daerah di Indonesia, termasuk di Nias dan juga Sumbar dan semuanya dibangun dengan bergotong royong bersama masyarakat," kata dia. (*)