Melaut lebih hemat dan ramah lingkungan berkat konverter kit elpiji

id elpiji,konverter kit

Melaut lebih hemat dan ramah lingkungan berkat konverter kit elpiji

Wamen ESDM, Arcandra Tahar (kanan) meninjau perahu nelayan yang menggunakan bahan bakar gas (BBG) LPG untuk melaut, di Pantai Ujung Batu, Padang, Sumatera Barat. ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra/17)

Padang, (Antara Sumbar) - Empat pekan usai menerima bantuan konverter kit bahan bakar elpiji, Tahar kian semangat melakoni profesinya sebagai nelayan. Sebelum matahari terbit ia sudah bersiap dengan perahu kecil berpenggerak mesin tempel menghadang ombak untuk mencari ikan.

Namun ada yang berbeda, karena sebelumnya perahu nelayan Pasia Nan Tigo, Koto Tangah Padang tersebut digerakan oleh mesin tempel dengan bahan bakar solar maka kini dua tabung gas berukuran tiga kilogram teronggok di bagian belakang.

Awalnya ia sempat ragu apakah benar jika menggunakan bahan bakar gas elpiji biaya operasional untuk bahan bakar akan lebih murah ketimbang memakai solar.

Namun setelah memperoleh bantuan konverter kit bahan bakar elpiji untuk mesih tempel yang secara simbolis diserahkan langsung Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar ia pun mencoba untuk membuktikan.

Jika sebelumnya sekali melaut ia harus membeli solar sekitar Rp7.000 per liter dan harus menyiapkan uang hingga Rp100 ribu hanya untuk bahan bakar.

Kini cukup dengan dua tabung elipiji tiga kilogram yang ia beli per tabung Rp21 ribu Tahar merasakan jauh lebih hemat. Ia pun merasa beruntung menjadi salah satu penerima bantuan konverter kit karena biaya memang lebih murah.

Selain penghasilan bertambah karena biaya operasional yang berkurang Tahar pun mulai menyisihkan sebagian pendapatan dari hasil melaut untuk biaya kuliah anaknya.

Ia berharap dari pendapatan yang disisihkan tersebut bisa membiayai putra pertamanya kuliah di perguruan tinggi.

Akan tetapi ia berharap agar pihak berwenang memastikan elpiji tiga kilogram stoknya tersedia sehingga tidak sulit bagi Tahar untuk mencari bahan bakar kapalnya.

Sebelumnya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengemukakan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) nelayan ke bahan bakar gas elpiji mampu menghemat biaya produksi melaut hingga 30 persen.

"Ditinjau dari sisi keekonomian penggunaan bahan bakar elpiji bisa menghemat pengeluaran sampai 30 persen, jika nelayan melaut 10 jam maka sebulan bisa hemat sampai Rp600 ribu," kata dia

Menurutnya penggunaan bahan bakar gas juga merupakan program pemerintah mendorong hadirnya energi berkeadilan untuk masyarakat dan pengusaha.

"Ini juga merupakan bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia kepada bumi karena gas lebih ramah lingkungan ketimbang BBM," ujar dia.

Arcandra menyebutkan pada 2017 pihaknya menyiapkan sekitar 17.000 konverter kit atau mesin tempel menggunakan bahan bakar elpiji yang dibagikan kepada nelayan di Tanah Air.

"Untuk Sumbar tahun ini kebagian 1.500 unit dari 2.000 unit yang direncanakan," kata dia.

Ia menyebutkan satu konverter kit itu harganya mencapai Rp8 juta sampai Rp10 juta per unit dan bagi nelayan yang belum tersentuh program ini namun berkecukupan dipersilahkan mengonversi ke bahan bakar gas.

Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi mengatakan anggaran pemerintah masih terbatas untuk membagikan konverter kit di seluruh Indonesia.

"Kalau 17.000 dibagi 34 provinsi hanya dapat 500 satu provinsi," tambahnya.

"Akan tetapi hingga 2019 ditargetkan seluruh nelayan miskin yang ada di Sumbar sebanyak 4.986 orang akan mendapatkan konverter kit bahan bakar gas," ujarnya.

Terkait dengan adanya kelangkaan tabung elpiji tiga kilogram Mulyadi menegaskan salah satu solusi yang bisa diambil adalah memperbaiki sistem yang ada.

"Kami mengakui beberapa kali kunjungan memang terjadi kelangkaan elpiji tiga kilogram terjadi salah satunya akibat ulah para spekulan," ujar dia.

Ia mengusulkan salah satu solusi adalah mengganti penutupnya sama dengan tabung lima kilogram sehingga lebih sulit dibuka.

Sementara PT Pertamina menyalurkan penambahan elpiji tiga kilogram sebanyak 6.000 tabung untuk memenuhi kebutuhan nelayan di Kota Padang.

"Penambahan ini untuk memenuhi kebutuhan nelayan di pesisir Padang dan telah kami disalurkan," kata pejabat sementara Area Manager Communication dan Relations Pertamina Sumbagut Arya Yusa Dwicandra.

Penyaluran penambahan elpiji bersubsidi untuk nelayan ini dilakukan pada pangkalan-pangkalan yang berada di sekitar pesisir.

Untuk nelayan, akan ada alokasi khusus pada pangkalan sesuai dengan rekomendasi pemerintah setempat yang diharapkan akan segera beroperasi.

"Pangkalan khusus nelayan sedang kami bangun agar lebih optimal dalam penyalurannya. Saat ini masih dalam proses penyelesaian yang berkoordinasi dengan pemerintah setempat," ujarnya.