Rajawali Liki Energi Perusahaan Pertama yang Bakal Bangun PLTA di Solok Selatan

id PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK

Rajawali Liki Energi Perusahaan Pertama yang Bakal Bangun PLTA di Solok Selatan

Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Setdakab Solok Selatan Epli Rahmat (dua kanan) memberikan arahan saat pembahasan dokumen Andal PT RLE di Padang Aro, Selasa (10/10). (ANTARA SUMBAR/Erik Ifansya Akbar)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat berharap pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan arus sungai tidak mengganggu aset pariwisata yang sudah ada.

"Sebelum rencana pembangunan PLTM ini dilaksanakan, di lokasi tersebut sudah ada aset pariwisata berupa air terjun Tangsi Ampek yang telah dikenal khalayak ramai dan jangan sampai proyek PLTM merusak itu," kata Asisten II bidang Ekonomi Pembangunan Setdakab Solok Selatan Epli Rahmat di Padang Aro, Selasa.

Hal itu dikatakannya saat pembahasan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Andal) PT Rajawali Liki Energi (RLE) yang akan membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan arus sungai di Sungai Lambai, Kecamatan Sangir, Solok Selatan.

Dia mengatakan, pada area rencana proyek PLTM yang akan dilaksanakan PT RLE terdapat 11 air terjun dan salah satunya adalah Tangsi Ampek sudah sangat dikenal banyak orang untuk berwisata.

Selain itu, air terjun Tangsi Ampek juga menjadi lokasi olahraga kayak.

"Semua aset pariwisata yang sudah ada harus diselamatkan dan jangan sampai terganggu oleh pembangunan PLTM," ujarnya.

Ia menyebutkan pemerintah sangat mendukung investasi yang masuk tetapi jangan merusak aset yang telah ada.

Selain itu kemitraan antara PT RNI dengan Solok Selatan sudah ada sebelum Kabupaten itu terbentuk sehingga perlu dijaga dengan saling mendukung.

"Setiap program pemerintah harus direspon cepat oleh PT RNI dan begitu juga sebaliknya," ujarnya.

Direktur PT RLE Ondi mengatakan pihaknya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 15,6 megawatt.

"Sesuai arahan PLN bila kapasitasnya di atas 10 megawatt maka jadi PLTA bukannya PLTM," katanya.

Pembangunan dilakukan di aliran Batang Belangir dan Batang Lambai dengan menggabungkan tiga PLTMH.

Karena menggunakan aliran sungai Lambai dan Belangir, pihaknya bersama dinas terkait dan TNKS sudah melakukan survei.

"Kami berjanji terbuka dalam pembahasan dokumen Amdal dan apabila harus disurvei kembali kami siap melakukannya," katanya. (*)