RSUD Padangpariaman Butuhkan Dokter Spesialis Anestesi

id RSUD Padangpariaman

RSUD Padangpariaman Butuhkan Dokter Spesialis Anestesi

RSUD Padangpariaman. (ANTARA SUMBAR/Aadiaat Makruf Sabir S.)

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, dr. Lismawati R, M. Biomed., S.pPa. mengatakan rumah sakit tersebut membutuhkan dokter spesialis anestesi guna menunjang pelayanan medis di daerah itu.

"Saat ini sumber daya manusia di RSUD Padangpariaman hampir lengkap termasuk dokter spesialis," kata dr. Lismawati R, M. Biomed., S.pPa. di Parit Malintang, Jumat.

Namun, lanjutnya untuk saat ini kehadiran dokter spesialis anestesi dibutuhkan guna menunjang pasien yang membutuhkan operasi.

Untuk mengatasi hal tersebut pihaknya telah meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk mendatangkan dokter spesialis anestesi tersebut.

"Mudah-mudahan Oktober atau November nanti dokter spesialis anestesi di RSUD ini sudah ada," katanya.

Apabila dokter spesialis anestesi tersebut telah ada, lanjutnya maka pelayanan medis akan lebih baik serta dapat meningkatkan pendapatan asli daerah melalui rumah sakit tersebut.

Saat ini ruang inap di rumah sakit tersebut sebanyak 90 ruangan dan pihaknya juga tengah melakukan pembangunan gedung yang dananya dari dana alokasi khusus.

Menurutnya dengan adanya dokter spesialis anestesi dan penambahan gedung serta pihaknya telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di rumah sakit tersebut maka pelayanan medis akan lebih baik.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Padangpariaman, meluncurkan PPK BLUD di rumah sakit tersebut guna memberikan pelayanan prima kepada pasien.

"Dengan diluncurkannya PPK BLUD ini maka pihak rumah sakit dapat mengelola keuangannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit," kata Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur saat peresmian PPK BLUD RSUD Padangpariaman di Parit Malintang, Kamis (28/9).

Ia mengatakan dibentuknya PPK BLUD tersebut karena selama ini pihak rumah sakit kesulitan dalam mencairkan dana untuk kebutuhan rumah sakit termasuk membeli obat.

Akibatnya, lanjutnya pelayanan di RSUD Padangpariaman tidak maksimal sehingga dapat mengecewakan pasien yang berobat ke rumah sakit itu. (*)