Dosen Unand Berdayakan Alat Pengering Kulit Tenaga Matahari untuk Usaha Kerupuk "Jangek"

id Alat Pengering Kulit

Dosen Unand Berdayakan Alat Pengering Kulit Tenaga Matahari untuk Usaha Kerupuk "Jangek"

Tim Pengabdian Masyarakat Peternakan Unand di depan alat pengering tenaga matahari atau "solar tunnel dryer"(Antara/Istimewa)



Padang, (Antara Sumbar) - Tiga orang dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat mengembangkan alat pengering kulit menggunakan energi matahari untuk pelaku usaha kerupuk kulit di Kabupaten Agam.

"Ini bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang mana alat pengering diciptakan untuk menggantikan cara konvensional dalam mengeringkan kulit sapi sebelum dijadikan kerupuk," kata ketua Tim Pengabdi Indri Juliyarsi, MP di Padang, Jumat.

Dia menjelaskan prinsip utama dari pengembangan alat ini untuk mempercepat waktu pengeringan kulit sapi dari cara manual selama satu minggu menjadi dua hari.

Di samping itu penggunaan energi yang efisien dengan memanfaatkan pancaran sinar matahari kemudian disimpan untuk penggunaan waktu lainnya.

Artinya bila selama menggunakan cara konvensional terkendala cuaca karena mengandalkan sinar matahari, pada alat ini dalam keadaan apapun kulit bisa dikeringkan.

Selain itu secara kebersihan, hasil yang didapat lebih higienis karena tidak terkontaminasi lingkungan, sehingga kerupuk lebih terjamin.

Alat ini terbuat dari berbagai bahan seperti aluminium dan stainless steel dengan ukuran permukaan panjang 2,7 meter dan lebar 1,2 meter, sedangkan tingginya disesuaikan dengan kebutuhan.

"Karena ini pengabdian tentu bertujuan memudahkan masyarakat menjalankan usahanya, yang muaranya untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan," ujarnya.

Dia menyebutkan sebagai langkah awal, pihaknya bekerja sama dengan Usaha Kecil Menengah Aulia di Jorong Aro Kandikia, Kanagarian Gadut, yang fokus pada penyediaan kerupuk kulit tersebut pada tahun ini.

Sejauh ini alat yang dinamakan "Solar Tunnel Dryer" ini telah mengeringkan sebanyak 15 kilogram kulit sapi mentah yang siap dijadikan kerupuk.

Artinya setelah dikeringkan masih banyak tahap pembuatan jadi kerupuk seperti penggorengan dalam tiga tahap.

Meskipun demikian timnya berharap alat ini dapat diperbanyak dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Pengabdian ini merupakan kegiatan yang didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi skim {Iptek bagi Produk Unggulan Daerah) anggaran 2017.

Pengabdian ini juga dilakukan oleh Deni Novia MP dan Sri Melia MP.

Kerupuk kulit atau "jangek" bahasa Minangnya merupakan salah satu produk unggulan di Sumbar dan tersebar di daerah Agam, Tanah Datar dan Kota Bukittinggi. (*)