Pancaroba, Masyarakat Pasaman Diminta Waspadai DBD

id nyamuk

Pancaroba, Masyarakat Pasaman Diminta Waspadai DBD

Nyamuk.

Lubuk Sikaping, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, mengimbau masyarakat agar mewaspadai ancaman terserangnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di saat perubahan cuaca yang terjadi di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Amdarisman di Lubuk Sikaping, Senin, mengatakan di saat pancaroba itu tubuh dipaksa dengan cepat menyesuaikan terhadap perubahan musim itu sehingga rentan terhadap serangan penyakit.

"Sistem kekebalan tubuh ikut berubah seiring dengan perubahan musim ini," ujarnya.

Untuk mencegah terjangkitnya DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yakni dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Biasanya nyamuk tersebut menyerang pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00-19.00 WIB. Itu waktu rawan terserangnya nyamuk Aedes Aegypti ini.

"Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk selalu menjaga lingkungan dan membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi berkembangbiaknya nyamuk. Jika hujan turun maka terdapat genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik myamuk," katanya.

Selain itu, faktor perilaku juga menentukan terhadap kesehatan.

"Mengonsumsi makanan yang sehat setiap harinya akan membuat tubuh selalu fit dan terhindar dari penyakit," katanya.

Dinas Kesehatan setempat mencatat 22 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu dari Januari hingga April 2017.

Dari 22 kasus tersebut 15 kasus terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping, selebihnya lima kasus di Kecamatan Padang Gelugur dan dua kasus di Kecamatan Rao.

Berdasarkan golongan umurnya, yang terbanyak terjangkit DBD antara usia 15-44 tahun dengan 11 kasus, usia 5-9 tahun empat kasus, usia 10-14 tahun tiga kasus, usia 45 tahun ke atas tiga kasus, dan usia 1-4 tahun satu kasus.

Pada 2016 tercatat sebanyak 137 kasus DBD dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping sebanyak 116 kasus, Kecamatan Rao sebanyak sembilan kasus, Kecamatan Padang Gelugur lima kasus, Kecamatan Mapattunggul empat kasus, dan Kecamatan Rao Selatan tiga kasus. (*)