Unand Kenalkan Keperawatan Bencana Lewat Konferensi Internasional

id Unand

Unand Kenalkan Keperawatan Bencana Lewat Konferensi Internasional

Gerbang Kampus Unand. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Padang, (Antara Sumbar) - Fakultas Keperawatan Universitas Andalas (Unand) di Kota Padang mengenalkan metode keperawatan untuk mengantisipasi bencana alam lewat Konferensi Internasional Keperawatan (AINIC) yang dihelat 25-27 September 2017 di Padang.

"Konferensi ini melibatkan ratusan peneliti bidang keperawatan baik nasional maupun internasional," kata Dekan Fakultas Keperawatan Unand Prof Dr Rizanda Machmud, di Padang, Senin.

Dia menjelaskan Sumatera Barat sebagai provinsi yang rawan dan sering terjadi beragam bencana alam tentu dituntut untuk mencarikan solusi dalam penanganan korban.

Secara khusus dibanding sistem keperawatan lainnya, keperawatan bencana ini memiliki banyak perbedaan salah satunya terkait perawatan kejiwaan.

Dalam konferensi ini nantinya akan dipaparkan manajemen pasca bencana khususnya perawatan kesehatan mental.

Sebab kata Rizanda dari survei yang dilakukan salah rumah sakit kejiwaan di Padang, banyak warga yang trauma pascagempa 2009.

Salah satunya anak yang hiperaktif dan orang tua yang mengalami gangguan orientasi seperti pelupa.

"Perawatan kebencanaan menjadi kekhususan bagi dalam manajemen kebencanaan di Sumbar, ini yang akan didorong dalam konferensi tersebut," ujar dia.

Artinya meski dalam konferensi akan dipaparkan beragam penelitian tentang keperawatan, namun tujuan utamanya untuk mengenalkan kepada dunia bahwa keperawatan bencana perlu diperkuat.

"Penelitian kebencanaan seharusnya dilakukan yang dekat dengan bencana bukan kampus lain yang jarang terjadi bencana," katanya.

Tujuan lainnya untuk media pembelajaran dan tukar menukar informasi di kalangan peneliti sekaligus mencarikan solusi yang tepat tentang isu dunia terkait bidang tersebut.

Di samping itu, semua penelitian yang dipaparkan dalam konferensi tersebut akan disusun dalam sebuah jurnal yang berskala internasional dan terindeks dunia.

"Kami juga berharap konferensi ini menghasilkan perumusan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kebijakan pemerintah." sebutnya.

Sementara itu Ketua Panitia AINIC 2017 Ns Leni Merdawati menyebutkan kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari empat negara yakni Indonesia, Australia, Malaysia, dan Thailand.

Di samping itu hampir semua kampus yang memiliki jurusan keperawatan turut ambil bagian dalam konferensi tersebut.

Selain itu kegiatan ini juga diikuti oleh puluhan mahasiswa S2 Keperawatan sebagai langkah mengajarkan pembuatan jurnal internasional yang terindeks. (*)