Wako Padang: Memperkuat Ketahanan Bangsa Dimulai dari Pembinaan Keluarga

id Mahyeldi Ansharullah

Wako Padang: Memperkuat Ketahanan Bangsa Dimulai dari Pembinaan Keluarga

Wako Padang, Mahyeldi Ansharullah. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Wako Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan upaya untuk memperkuat ketahanan bangsa dimulai dari pembinaan dini di tengah keluarga.

"Dengan keluarga yang harmonis dan syakinah menjadi modal kekuatan dalam berusaha dan bekerja," ujarnya menjelaskan tentang pencanangan gerakan 18-21 di Padang, Senin.

Gerakan 18-21 atau memberikan waktu kepada anak pada rentang pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB menjadi bagian dari upaya penguatan bangsa tersebut.

Artinya dengan adanya pendampingan kepada anak dalam 3 b yakni bermain, belajar dan bicara akan membantu perkembangan anak.

Titik tolak anak sebagai calon penerus bangsa menjadi bagian utama penguatan keluarga tersebut.

Dengan kata lain perhatian dan kasih sayang orang tua yang langsung terlihat nyata, akan membantu anak memunculkan potensinya dan berjalan pada sisi positif.

"Banyaknya terjadi kriminalitas, pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat terlarang menjadi bukti lemahnya pembinaan keluarga," ujarnya.

Sebaliknya seseorang yang sukses karena ditopang keluarga yang sinergis dan harmonis, inilah yang akan diperkuat di Padang.

Lebih lanjut, selalu memberikan kemajuan dengan teknologi bukan bagian dari pembinaan tersebut.

Justru anak menjadi ketergantungan yang menyebabkan hilangnya kreativitas, di masa depan ini tidak akan produktif dalam bekerja.

Akan tetapi dengan langsung memberikan pengajaran lewat pengalaman dan materi secara interaktif akan membuat anak lebih puas.

Ditambah dengan program kegiatan mengaji Tahfiz, didikan Shubuh, dan wirid akan memperkuat penguatan tersebut.

Harapannya, ujar Mahyeldi pada 2045 anak yang saat ini tengah berkembang menjadi pimpinan dengan kemampuan lengkap namun tetap berbudaya dan religius.

Sementara itu warga di Banda Buek, Padang, Endi Marlina berharap program 18-21 bukan sekedar imbauan semata kepada warga.

Akan tetapi dilakukan dengan gerakan yang sedikit "memaksa".

Sebab seperti program yang telah berjalan banyak warga tidak peduli dan mengindahkannya.

Setidaknya ada semacam tugas untuk siswa yang melibatkan orang tua dari sekolah terkait program itu. (*)