Fakultas Keperawatan Unand Gelar Konferensi Internasional "AINiC" Libatkan Ratusan Peneliti

id Keperawatan Unand

Fakultas Keperawatan Unand Gelar Konferensi Internasional "AINiC" Libatkan Ratusan Peneliti

Ketua Panitia Konferensi Internasional Keperawatan (AINiC) Ns Leni Merdawati (kiri) dan Dekan Fakultas Keperawatan Unand Prof Rizanda Machmud (Kanan) Saat melakukan konferensi pers, di Padang, Minggu (24/9) (Antara Sumbar/M R Denya Utama)

Padang, (Antara Sumbar) - Fakultas Keperawatan Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat mengenalkan tentang metode keperawatan untuk mengantisipasi bencana alam lewat kegiatan Konferensi Internasional AINIC yang dihelat 25 hingga 27 September 2017 di Padang.

"Konferensi ini melibatkan ratusan peneliti bidang keperawatan baik nasional maupun internasional," kata Dekan Fakultas Keperawatan Unand Prof Dr Rizanda Machmud, di Padang, Minggu.

Dia menjelaskan, Sumbar sebagai provinsi yang rawan dan sering terjadi beragam bencana alam tentu dituntut untuk mencarikan solusi dalam penanganan korban.

Secara khusus dibanding sistem keperawatan lainnya, keperawatan bencana ini memiliki banyak perbedaan salah satunya terkait perawatan kejiwaan.

Dalam konferensi ini nantinya akan dipaparkan manajemen pasca bencana khususnya perawatan kesehatan mental.

Sebab kata Rizanda dari survei yang dilakukan salah satu rumah sakit kejiwaan di Padang, banyak warga yang trauma pasca terjadinya gempa 2009.

Salah satunya anak yang hiperaktif dan orang tua yang mengalami gangguan orientasi seperti pelupa.

"Perawatan kebencanaan menjadi kekhususan bagi dalam manajemen kebencanaan di Sumbar, ini yang akan didorong dalam konferensi tersebut," ujar dia.

Artinya meski dalam konferensi akan dipaparkan beragam penelitian tentang keperawatan, namun tujuan utamanya untuk mengenalkan kepada dunia bahwa keperawatan bencana perlu diperkuat.

"Penelitian kebencanaan seyogyanya dilakukan yang dekat dengan bencana bukan kampus lain yang jarang terjadi bencana," tambahnya.

Tujuan lainnya untuk media pembelajaran dan tukar menukar informasi di kalangan peneliti sekaligus mencarikan solusi yang tepat tentang isu dunia terkait bidang tersebut.

Di samping itu, semua penelitian yang dipaparkan dalam konferensi tersebut akan disusun dalam sebuah jurnal atau prosiding yang berskala internasional dan terindeks dunia.

"Kami juga berharap konferensi ini menghasilkan perumusan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kebijakan pemerintah." sebutnya.

Sementara itu Ketua Panitia AINIC 2017 Ns Leni Merdawati menyebutkan kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari empat negara yakni Indonesia, Australia, Malaysia, dan Thailand.

Di samping itu hampir semua kampus yang memiliki jurusan keperawatan turut ambil bagian dalam konferensi tersebut.

Selain itu kegiatan ini juga diikuti oleh puluhan mahasiswa S2 Keperawatan sebagai langkah mengajarkan pembuatan jurnal internasional yang terindeks. (*)