BPBD Solok Selatan Kekurangan Alat Berat

id alat berat

BPBD Solok Selatan Kekurangan Alat Berat

Alat berat.

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Sumatera Barat, membutuhkan tambahan alat berat loader yang akan disiagakan di bagian utara kabupaten tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan Editorial melalui Sekretaris BPBD setempat Sumardianto saat dihubungi di Padang Aro, Rabu, menyebutkan alat berat loader atau backhoe loader akan ditempat di Kecamatan Sungai Pagu dengan wilayah kerja di tiga kecamatan, Sungai Pagu, Pauh Duo dan Koto Parik Gadang Diateh

"Kami saat ini baru memiliki satu alat berat loader yang usianya sudah sepuluh tahun yang ditempatkan di Padang Aro. Butuh satu lagi untuk di Sungai Pagu," ujarnya.

Adanya alat berat untuk wilayah bagian Utara akan mempermudah proses penanganan dini jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam, seperti longsor atau banjir bandang.

Kala banjir bandang melanda Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, pada Kamis (14/9) butuh waktu tiga jam untuk sampai ke lokasi banjir.

Material banjir bandang berupa lumpur dan kayu menimbun jalan nasional sekitar 500 meter.

"Jika ada alat berat yang siaga di daerah sini (Sungai Pagu) maka penanganannya akan lebih cepat," ujarnya.

Ia menambahkan pihaknya setiap tahun mengajukan anggaran pembelian alat berat tersebut. "Setiap tahun kami ajukan anggaran, setiap tahun juga belum disetujui," ujarnya.

Menurut dia, pengadaan alat tersebut tergolong mendesak karena ketiga kecamatan tersebut merupakan daerah yang rawan banjir dan longsor.

Ia menyebutkan kendati jalan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah pusat karena jalan nasional, namun saat bencana alam perlu penanganan segera agar jalan segera bisa dilintasi.

"Jika menunggu bantuan dari pemprov, bakal lama," ujarnya.

Sementara ketika disinggung dengan penanganan bencana banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Tengah, sebutnya pemerintah setempat menyewa dua excavator untuk membersihkan material longsor.

"Alat berat itu untuk menormalkan arus sungai yang tertimbun lumpur dan kayu. Jika terlambat dibersihkan ditakutkan ketika hujan justru akan menimbulkan bencana lagi," sebutnya.

Ia menyebutkan, sebetulnya Dinas Pekerjaan Umum memiliki excavator namun karena jarak yang jauh dari lokasi longsor sehingga diputuskan untuk menyewa.

"Kami berharap rencana pembelian alat berat ini disetujui karena memang mendesak," ujarnya. (*)