Padang Aro, (Antara Sumbar) - Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengungkapkan investasi di subsektor peternakan relatif kecil dibandingkan sektor ekonomi lainnya.
Saat penutupan Livestock Expo di Padang Aro, Solok Selatan, Rabu, Fadjar Sumping Tjatur Rasa menyebutkan berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Penanaman Modal Dalam Negeri (BKPM-PMDN) subsektor peternakan pada 2016 sebesar Rp465,55 miliar atau 0,22 persen dari total PMDN.
Subsektor peternakan 2016 masih didominasi bidang usaha perunggasan yang berkontribusi 93,78 persen dari total PMDN.
Menurut wilayah, sebutnya sekitar 69,63 persen PMDN subsektor peternakan berada di pulau Jawa.
Penanaman Modal Asing (PMA) subsektor peternakan pada 2016 juga relatif kecil dibanding sektor ekonomi launnya yaitu 0,17 persen dari total PMA.
PMA sektor peternakan juga masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu 77,31 persen dari total PMA dan masih didominasi kegiatan investasi dibidang unggas sebesar 52,20 persen.
"Kondisi ini memperlihatkan masih minimnya minat investor skala perusahaan untuk berinvestasi di subsektor peternakan," kata dia.
Akibatnya, sebutnya subsektor ini lebih mengandalkan investasi rumah tangga khususnya rumah tangga pedesaan.
Melihat kondisi ini, katanya ada beberapa catatan yaitu untuk industri sapi dan daging sapu masih berkembang kearah hilir terutama bisnis penggemukan dan impor daging.
Dalam jangka pendek masih mengandalkan pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan daging di kota besar terutama Jabodetabek, sebutnya.
Sementara untuk jangka panjang dan menengah pemerintah mendorong industri peternakan sapi dan kerbau ke arah hulu yaitu pembibitan dan pengembangan.
Untuk mewujudkannya, terangnya pemerintah akan memperkuat aspek pembenihan dan pembibitan melalui keberadaan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari dan Balai Inseminasi Lembang serta delapan balai pembibitan ternak untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas.
Sementara itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengungkapkan kecenderungan peternak saat ini masih penggemukan.
"Kita harus berupaya meningkatkan populasi ternak dengan pembibitan dan mengurangi budaya yang hanya mau penngemukan," kata dia.
Dia mengimbau masyarakat tidak memotong sapi betina produktif karena mengancam populasi.
Untuk mencari sapi betina yang bisa beranak, katanya cukup sulit sehingga yang sudah ada jangan di potong.
Selain itu, masyarakat bisa mengandalkan perantau untuk mau berinvestasi di Sumbar.
"Kita harus bisa membuat perantau mau berinvestasi di kampung halaman," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Pemkab Agam prediksi pemotongan sapi 486 ekor jelang Idul Fitri
Senin, 8 April 2024 13:05 Wib
Kejati Sumbar ajukan banding terhadap putusan kasus sapi bunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:01 Wib
2.742 ekor anak sapi di Agam lahir hasil IB 2023
Senin, 19 Februari 2024 16:21 Wib
Kemendag jangan terburu buru terbitkan ijin impor sapi bakalan, utamakan peternak lokal
Rabu, 14 Februari 2024 21:05 Wib
Delapan induk sapi di Agam lahirkan anak kembar selama 2023
Minggu, 17 Desember 2023 15:03 Wib
Potensi pengembangan peternakan sapi perah di Enrekang
Jumat, 15 Desember 2023 16:27 Wib
Pembibitan sapi unggul Solok Selatan mulai dioperasikan
Sabtu, 9 Desember 2023 13:29 Wib
Pessel tingkatkan kualitas dan populasi sapi melalui pola inseminasi buatan
Rabu, 8 November 2023 20:07 Wib