Ini Bahayanya Jika Masyarakat Buka Ladang di Pinggir Sungai

id TNKS

Ini Bahayanya Jika Masyarakat Buka Ladang di Pinggir Sungai

Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Padang, (Antara Sumbar) - Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) minta masyarakat tidak membuka ladang di pinggir sungai untuk mencegah banjir bandang seperti yang melanda Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (14/9).

Kepala Seksi Pengelolaan TNKS Wilayah IV David ketika dihubungi di Padang Aro, Rabu, menyebutkan pihaknya pada Minggu (17/9) menelusuri Sungai Batang Lolo untuk mencari penyebab banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Dietah.

Hasilnya, ditemukan banyak masyarakat yang membuka ladang di pinggir sungai sementara tanah tersebut labil longsor jika diguyur hujan.

Semestinya, sebagai upaya pencegahan banjir bandang wilayah pinggir sungai harus diperkuat dengan pepohonan sehingga mampu menjaga tanah agar tidak longsor.

Menurut TNKS masyarakat harus mencari lokasi selain di pinggir sungai untuk perladangan karena tanahnya yang labil longsor.

Tim TNKS juga menemukan pembukaan ladang di daerah perbukitan, yang seharusnya dipertahankan tetap hijau.

"Perlu kesadaran bersama dalam menjaga alam agar terhindar dari bencana alam. Reboisasi harus segera dilakukan di pinggir sungai Batang Lolo agar bencana serupa tidak kembali terjadi," sebutnya.

Selama penelusuran mencari penyebab banjir bandang yang menghantam empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, ditemukan tebing-tebing sungai yang longsor akibat dihantam air sungai.

"Terjadi pelebaran sungai akibat banjir bandang kemarin," ujarnya.

Tim yang berjumlah delapan orang yang bergerak pada Minggu siang itu juga menemukan tumpukan batu besar di sungai yang hanyut dibawa banjir bandang.

Tim yang telah masuk zona rimba TNKS itu telah menelusuri lima cabang anak sungai yang mengalirkan air ke Sungai Batang Lolo.

Dari penelusuran ke lima cabang anak sungai tersebut, tim belum menemukan penyebab banjir yang merusak 138 rumah warga di empat jorong, Batang Lolo Atas, Batang Lolo Bawah, Batu Kulambai dan Batang Lolo.

"Setelah berjalan lebih kurang lima kilometer, kami belum menemukan sumbernya. Karena cuaca yang mendung dan persediaan logistik menipis, kami terpaksa menghentikan sementara," sebutnya.

Pencarian penyebab banjir bandang yang menghanyut kayu-kayu gelondongan yang diduga bekas ditebang tersebut akan dilanjutkan namun menunggu keputusan dari Balai Besar TNKS di Jambi.

"Perlu sekitar dua hari untuk mencari penyebab banjir bandang karena dari peta kami masih ada cabang-cabang sungai di bagian dalam," ujarnya.

Banjir bandang yang melanda Nagari Pakan Rabaa Tengah pada 14 September 2017 menyebabkan merugian mencapai Rp8,5 miliar, mulai dari infrastruktur yang rusak, sawah yang tertimbun lumpur, dan rumah penduduk.

Pemerintah kabupaten setempat menetapkan Tanggap Darurat selama tujuh hari dari 15 hingga 22 September 2017. (*)