22 Warga di Trenggalek Terindikasi Rubella

id rubella

22 Warga di Trenggalek Terindikasi Rubella

Ilustrasi (Antara)

Trenggalek, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengidentifikasi sedikitnya 22 warga yang awalnya diduga (suspect) terjangkit virus campak namun setelah dilakukan pemeriksaan medis diyakini sebagai gejala klinis penyakit rubella yang bisa menyebabkan kecacatan tubuh penderita.

"Sampai hari ini data kami ada 22 kasus, dihitung berdasar data yang masuk sejak 1 Januari 2017 hingga sekarang," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Trenggalek Rufianto, Minggu.

Rata-rata penderita ini menurut Rufianto awalnya didiagnosis mengalami sakit campak. Hal itu ditandai dengan gejala klinis khas penyakit campak yang terdiri dari tiga stadium, yakni stadium prodormal, erupsi dan konvalesens.

Pada stadium awal (prodormal), papar dia penderita biasanya mengalami demam/panas tinggi yang berlangsung rata-rata tiga hari (kisaran 2-4 hari) yang diikuti batuk pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis dan kunjungtivitis.

Pada stadium prodormal ini, suhu tubuh penderita akan meningkat bertahap hingga 39,5 derajat celcius dan masih berpotensi meningkat lagi hingga 1,1 derajat celcius.

"Tahap awal kasus campak dan rubella biasanya identik. Tapi setelah kami periksakan sampel ke Balai Besa Kesehatan Surabaya, kasus yang mulanya dinyatakan 'suspect' campak ini ternyata mengarah ke rubella," kata Rufianto.

Ia tak menjelaskan kondisi 22 penderita suspect campak yang kemudian didiagnosis terjangkit virus rubella tersebut.

Alasannya, Dinkes Trenggalek masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan BBLK secara menyeluruh, untuk kemudian dilakukan penanganan sesuai protokol medis untuk menghindari risiko ikutan, yakni gangguan/kelainan fungsi organ tubuh yang bisa menyebabkan kecacatan terhadap penderita maupun keturunannya.

"Kebanyakan temuan tahun ini berasal dari wilayah (Kecamatan) Bendungan dan Durenan di Desa Baruharjo. Lainnya masih terus dipantau,"katanya.

Mengutip penjelasan di laman hellosehat.com, penyakit rubella dikenal dengan nama lain "campak Jerman".

Virus rubella atau "campak Jerman" ini diidentifikasi sebagai penyakit menular yang disebabkan virus rubella.

Gejala khas pada penderita "campak Jerman" atau rubella adalah ruam merah berbentuk bintik-bintik. Pada umumnya, rubella acapkali terjadi pada anak yang belum mendapat vaksin campak, gondok dan rubella.

Pada kasus anak dan remaja, serangan virus rubella tidak berbahaya dan sangat jarang menyebabkan komplikasi. Penyakit ini bisa membaik dengan cepat.

Namun tidak demikian halnya jika virus rubella menjangkit pada wanita hamil, terutama pada empat bulan pertama kehamilan, karena janin yang dikandung akan ikut terpapar dan berisiko lahir cacat atau bahkan lahir mati.

"Tahun lalu juga ada, cukup banyak temuan kasus campak dan rubella ini, sehingga sangat tepat jika sekarang ada program imunisasi MR untuk balita usia sembilan bulan hingga anak dewasa usia 15 tahun ini," kata Rufianto. (*)