Pembangunan Pabrik CPO Senilai Rp100 Miliar di Agam Hampir Rampung

id Kelapa Sawit

Pembangunan Pabrik CPO Senilai Rp100 Miliar di Agam Hampir Rampung

Perkebunan kelapa sawit Bumiarjo, Mesuji Raya, OKI, Sumatera Selatan. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc/16.)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Pembangunan pabrik crude palm oil (CPO) senilai Rp100 miliar milik PT Bukit Sawit Semesta di Nagari (desa adat) Manggopoh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat hampir selesai dengan bobot pekerjaan sekitar 70 persen.

"Pembangunan pabrik CPO ini ditargetkan selesai pada November 2017 dan kami berharap pembangunan selesai pada waktu yang ditentukan agar pabrik tersebut sudah bisa beroperasi pada 2018," kata Pimpinan Proyek Pembangunan Pabrik PT BSS, Khaidir di Lubukbasung, Jumat.

Ia menambahkan, pembangunan pabrik ini dilakukan oleh PT Tunas Harapan Baru (THB) dan THB itu merupakan anak perusahaan dari PT BSS.

Pembangunan yang dilakukan itu berupa pabrik CPO, perumahan bagi karyawan sebanyak 16 unit dan jalan menuju lokasi sepanjang 1.800 meter.

Pembangunan ini melibatkan sekitar ratusan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat setempat dan daerah lain.

"Pembangunan ini kita mulai semenjak Desember 2016," katanya.

Dengan adanya pabrik CPO ini, katanya, membuka lapangan pekerjaan bagi warga Manggopoh dan Agam, karena PT BBS membutuhkan tenaga kerja sekitar ratusan orang.

Pembangunan pabri CPO dengan dana sebesar Rp100 miliar di lahan seluas 12 hektare milik PT BSS di Pasar Durian, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung.

Pabrik yang dibangun ini mampu memproduksi CPO sekitar 40 sampai 60 ton per hari.

Sementara tandan buah segar (TBS) yang diolah berasal dari petani sekitar, karena keberadaan pabrik ini untuk menampung kelapa sawit masyarakat sekitar.

"Ini merupakan salah satu tujuan untuk mendirikan pabrik CPO ini, selain untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, karena pegawai nantinya berasal dari masyarakat sekitar," katanya.

Salah seorang warga Manggopoh, Hones (32), mendukung pembangunan pabrik sehingga dapat membuka lapang pekerjaan bagi warga Manggopoh, karena dari perjanjian perusahaan itu mengutamakan karyawan dari putra asli Manggopoh sekitar 60 persen.

"Dengan cara itu, generasi muda di Manggopoh memiliki pekerjaan dan mereka akan sejahtera," katanya. (*)