BMKG-Pariaman Bekerja Sama dalam Penanggulangan Bencana

id Longsor

BMKG-Pariaman Bekerja Sama dalam Penanggulangan Bencana

(ANTARA FOTO/Muhammad Arif)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Padang Panjang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman, Sumatera Barat, bekerja sama dalam pemanfaatan informasi penanggulangan bencana alam di daerah itu.

"Kerja sama kedua belah pihak dengan tujuan bagaimana upaya menekan dan mengurangi risiko akibat bencana alam yang dapat terjadi kapan saja," kata Kepala Stasiun BMKG Padang Panjang Rahmat Triyono di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan Pariaman merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi bencana alam khususnya gempa bumi dan Tsunami.

Oleh sebab itu, katanya dibutuhkan upaya pencegahan sedini mungkin serta informasi akurat untuk mengurangi kerugian materi dan korban jiwa saat terjadi bencana alam.

"Informasi yang disampaikan oleh BMKG akan langsung tersambung ke pusat informasi BPBD Kota Pariaman sehingga masyarakat mengetahui upaya atau langkah yang dilakukan saat maupun pascabencana alam," ujar dia.

Sebagai daerah yang termasuk zona merah rawan tsunami, Kota Pariaman pernah dilanda bencana besar gempa bumi pada 30 September 2009 berpusat 57 Kilometer Barat Daya Pariaman serta memakan korban jiwa 48 orang, luka-luka 200, dan kerusakan rumah sebanyak 15.000 unit.

"Peristiwa gempa bumi 2009 harus menjadi pelajaran bersama oleh semua pihak, kedepan akan diupayakan bagaimana langkah yang terbaik saat terjadi bencana alam," katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan BMKG, terangnya pihaknya telah memasang sirine di area balaikota sebagai peringatan dini apabila terjadi gempa bumi berpotensi tsunami.

Selain itu BMKG juga telah melengkapinya dengan Digital Video Broadcast (DVB) untuk mempermudah penyampaian informasi ke masyarakat.

Sementara itu Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan peningkatan kerja sama tersebut juga sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 11 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009 hingga 2013.

Dalam RPJM tersebut, ujar dia, tertuang pada misi ke empat yang mengamanatkan optimalisasi hasil pembangunan dan sarana prasarana daerah dalam menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, kesesuaian tata ruang dan mitigasi bencana.

"Hal tersebut menandakan komitmen pemerintah daerah dalam menyikapi potensi bahaya bencana alam serta upaya menyelamatkan masyarakat," ujar dia.

Ia mengatakan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah setempat yaitu menyiapkan perangkat hukum tentang kebencanaan, sarana prasarana, sistem peringatan dini bahaya, jalur evakuasi, sekolah siaga bencana mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.

Kemudian kata dia, pembentukan masjid peduli bencana, dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyadaran serta pencerdasan agar hidup bersahabat dengan alam. (*)