Jakarta, (Antara Sumbar) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menekankan pentingnya menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil terhadap dolar AS, tidak terlalu menguat dan tidak terlalu melemah.
"Bagi BI, yang penting rupiah stabil. Saya rasa bagi pelaku usaha begitu. Rupiah terlalu lemah tidak bagus buat yang punya kewajiban valas dan importir, tapi bisa dorong ekspor. Rupiah yang terlalu kuat membuat orang kemudian melakukan impor terus," ujar Mirza saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat.
Nilai tukar rupiah yang terlalu menguat, lanjut Mirza cenderung tidak akan memacu peningkatan produksi barang atau produk dalam negeri karena para pelaku usaha lebih memilih impor dari negara lain yang menyuplai barang tersebut.
Kendati demikian, nilai tukar rupiah yang terlalu kuat juga tidak memberikan dampak yang baik terhadap neraca perdagangan.
"Rupiah yang bagus bagaimana? Yang mencerminkan ekuilibrium ekonomi, fundamental ekonomi, 'support' neraca perdagangan untuk surplus, dan menjaga inflasi rendah. Bukan berarti rupiah menguat terus bagus buat ekonomi," kata Mirza.
Berdasarkan data kurs tengah BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat mencapai Rp13.284 per dolar AS, menguat dibandingkan pada awal pekan yang berada di posisi Rp13.345 per dolar AS.
Bank sentral menilai penguatan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat yang tidak tumbuh setinggi yang diperkirakan.
Kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) pun diprediksi tidak akan sebanyak yang diperkirakan sebelumnya yaitu hingga empat sampai lima kali. The Fed sendiri sudah dua kali dilakukan tahun ini, namun diperkirakan kenaikan suku bunga tidak akan terjadi pada September namun berpotensi meningkat 25 basis poin pada Desember 2017 mendatang. (*)
Berita Terkait
BI: tekan defisit perdagangan solusi pengurangan utang luar negeri
Jumat, 29 Maret 2019 19:59 Wib
Defisit transaksi berjalan jadi ganjalan BI pangkas suku bunga acuan
Rabu, 27 Maret 2019 16:19 Wib
BI berupaya tingkatkan investor portofolio dari Jepang
Jumat, 1 Februari 2019 10:43 Wib
BI: Investasi Asing Masih Diperlukan Genjot Pertumbuhan
Kamis, 28 September 2017 13:34 Wib
BI: Konferensi Museum Uang Beri Edukasi Masyarakat
Senin, 4 September 2017 6:16 Wib
Pelaksanaan Redenominasi BI Butuh Persiapan 10 Tahun, Ini Alasannya
Senin, 7 Agustus 2017 13:58 Wib
BI Nilai Utang Indonesia Masih Dalam Level Sehat, Ini Alasannya
Senin, 7 Agustus 2017 13:32 Wib
BI: Jangan Sebarkan Informasi Sesat Soal Rupiah
Rabu, 19 Juli 2017 12:16 Wib