Pesisir Selatan Anggarkan Rp1,7 Miliar untuk Menormalisasi Sungai Penyebab Banjir

id Normalisasi sungai

Pesisir Selatan Anggarkan Rp1,7 Miliar untuk Menormalisasi Sungai Penyebab Banjir

Ilustrasi - Pekerjaan normalisasi sungai. (Antara)

Painan, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat menganggarkan dana sebesar Rp1,7 miliar pada APBD 2017 untuk menormalisasi beberapa sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir di daerah itu.

"Anggaran tersebut dibagi ke dalam 12 kegiatan di antaranya ada yang sudah selesai, dan ada juga yang masih dalam pengerjaan," kata Kepala Bidang Sungai, Pantai dan Rawa, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air setempat, Sukma Roni di Painan, Kamis.

Ia merinci semua kegiatan tersebut dilaksanakan pada beberapa sungai, di antaranya sungai di Kecamatan IV Jurai, Sutera, Ranah Pesisir, Lengayang dan Silaut.

"Di Pesisir Selatan terdapat 19 sungai besar serta puluhan aliran sungai kecil, saat ini hampir secara keseluruhan butuh normalisasi," kata dia.

Namun karena keterbatasan anggaran maka normalisasi akhirnya dilakukan secara bertahap, kendati demikian ia mengaku bahwa kegiatan tersebut belum efektif.

"Idealnya normalisasi dilakukan secara keseluruhan sehingga pengendapan di aliran sungai bisa dituntaskan secara menyeluruh," kata dia.

Ia menyebutkan pengendapan pada sungai disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya alih fungsi lahan dan juga sampah di sepanjang aliran sungai, akibatnya jika debit air meningkat maka banjir langsung terjadi.

"Selain itu juga disebabkan aliran sungai berbelok-belok, dan dalam kasus ini dibutuhkan pembuatan aliran sungai baru, namun kerap terkendala pembebasan lahan," katanya.

Terpisah, Wali Nagari (kepala desa adat) Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang, Irwandi menyebutkan Sungai Batang Lakitan yang melewati nagari yang dipimpinnya butuh normalisasi karena sungai tersebut menjadi penyebab utama banjir di daerah itu.

Bahkan, kata dia, sejak 21 Agustus 2017 sampai sekarang telah terjadi banjir hingga tiga kali, hal tersebut selain karena intensitas hujan yang tinggi juga dikarenakan Sungai Batang Lakitan mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung debit air. (*)