Pemkot Pariaman Diminta Siapkan Konsep Wisata Mangrove

id mangrove

Pemkot Pariaman Diminta Siapkan Konsep Wisata Mangrove

Hutan bakau. (Antara)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat meminta Kota Pariaman segera menyusun konsep pembuatan Tracking Manggrove atau jalur penelusuran di kawasan hutan bakau yang berada di daerah itu.

"Kawasan hutan bakau yang berada di Pariaman cukup potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata edukasi konservasi," kata Kepala Bidang (Kabid) Penataan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Albert Kristianto saat dihubungi di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan keberadaan hutan bakau di Kota Pariaman dinilai cukup potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terbaru.

Apalagi kata dia, di wilayah Sumbar belum ada daerah yang mengembangkan konsep tracking manggrove. Pihaknya menilai hal itu peluang pariwisata yang baik.

Selain bernilai pariwisata dan ekonomis, pengembangan traking manggrove juga berdampak kepada kemajuan dunia pendidikan di daerah itu.

Kemudian ujarnya, pengembangan hal itu juga usaha nyata dalam menyelamatkan hutan bakau di wilayah Sumbar khususnya Kota Pariaman.

"Para wisatawan yang datang bisa belajar tentang tanaman bakau, hal ini tentunya menambah wawasan masyarakat luas," ujarnya.

Pihaknya juga menyarankan agar pemerintah daerah melakukan dan mengajukan permohonan proposal bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

"Jika terkendala anggaran pemerintah daerah bisa meminta bantuan dana CSR seperti ke pihak Pertamina," katanya.

Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan akan mengembangkan kawasan hutan bakau yang berada di daerah itu sebagai destinasi wisata.

Ia mengatakan beberapa konsep yang direncanakan yaitu mengembangkan dan menjadikan kawasan tanaman bakau di Desa Mangguang Kecamatan Pariaman Utara sebagai wisata edukasi.

"Konsepnya berbentuk semacam jalur trek bagi pejalan kaki, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan tanaman bakau sekaligus belajar tentang alam," ujar dia.

Dia mengatakan kurang lebih terdapat 10 hektare tanaman bakau di daerah itu, namun apabila tidak dikelola dan dirawat dengan baik maka keberadaannya akan terancam. (*)