Bukittinggi Ajukan Bantuan Keperluan Kebencanaan Rp3 Miliar

id WRS

Bukittinggi Ajukan Bantuan Keperluan Kebencanaan Rp3 Miliar

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono menandatangani kesepakatan bersama dengan Pemkot Bukittinggi terkait pemanfaatan informasi dari BMKG untuk penanggulangan bencana di Bukittinggi disaksikan Wali Kota setempat M Ramlan Nurmatias, Selasa(5/9). (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mengajukan bantuan untuk pemenuhan perlengkapan penanggulangan bencana senilai Rp3 miliar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Musmulyadi di Bukittinggi, Selasa, mengatakan pengajuan bantuan ditujukan kepada BPBD Sumbar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ia menyebutkan sejumlah peralatan yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana di daerah itu antara lain mobil dapur umum, mobil operasional, kendaraan trabas untuk menjangkau daerah yang sulit dijangkau, tenda, mesin pengering air untuk dimanfaatkan saat curah hujan tinggi dan peralatan bagi petugas seperti mantel, jaket dan lainnya.

Selain itu juga akan diajukan bantuan untuk kondisi kantor agar lebih representatif dan disampaikan ke BNPB setelah adanya kepastian lahan pembangunan kantor baru BPBD Bukittinggi.

"Peralatan di BPBD Bukittinggi ada, namun masih kurang mencukupi jika dibandingkan dengan luas wilayah dan tugas perbantuan ke daerah tetangga. Tidak seimbang antara kebutuhan dan ketersediaan peralatan saat ini," katanya.

Menurut dia, Bukittinggi termasuk daerah rawan bencana terutama gempa bumi karena berada di Sesar Sumatera tepatnya Segmen Sianok sehingga kesiagaan dari segi peralatan penanggulangan kebencanaan memang diperlukan.

"Untuk kegempaan, BMKG Padang Panjang sudah menyerahkan bantuan berupa peralatan Warning Receiver System (WRS) sebagai sarana informasi dari BMKG khususnya gempa. Ini akan membantu meningkatkan kesiagaan dari BPBD mengantisipasi dampak gempa," ujarnya.

Bencana lainnya yaitu berupa banjir ketika curah hujan tinggi dan menurutnya hal itu juga disebabkan karena tingginya debit air yang masuk ke Bukittinggi dari daerah tetangga. "Di sini perlu kerjasama antardaerah untuk sama-sama mencari solusinya dan melakukan perbaikan drainase," katanya.

Ia menerangkan, pengajuan bantuan tersebut telah mendapat respon dari BNPB di mana dana tersebut diusulkan dalam APBN 2018.

"Sudah diusulkan dalam APBN 2018 dan semoga bisa terealisasi. Karena APBD yang terbatas, dari daerah tidak bisa secara langsung menyediakan peralatan dan harus berangsur-angsur. Sementara ini masih memaksimalkan peralatan yang tersedia," katanya. (*)