Warga Serbu Bioskop 21 Isi Liburan Lebaran Kurban

Banjarmasin, (Antara Sumbar) - Liburan Idul Adha 1438 Hijriah atau H+1 dan H+2 warga masyarakat ramai menyerbu bioskop 21 atau twenty one di Mal Duta, pusat pertokoan/perbelanjaan modern Kota Banjarmsin.

Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Minggu, pada Mal Duta atau "Duta Mall" ibukota provinsi itu ada lima bioskop 21 dengan kapasitas rata-rata 150 orang tersebut penuh penonton.

Sedangkan tiket masuk untuk menonton film "Warkop" berjudul "Jangkrek Bos" itu per penonton Rp60.000, baik orang dewasa maupun ramaja dan anak-anak kecil usia di bawah lima tahun (balita).

Penonton film lama yang sudah dimodifikasi atau peremajaan pemain itu, bukan saja warga "kota seribu sungai" Banjarmasin, tetapi juga dari luar daerah, bahkan asal provinsi tetangga seperti Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Lesty (27), warga asal Kuala Kapuas (45 kilometer barat Banjarmasin) bersama suami dan anaknya terpaksa harus antre panjang untuk mendapatkan tiket masuk pada studio 2 Duta Mall tersebut.

"Waduh lumayan 'uyuh' (melelahkan) mengantre. Mungkin lebih baik beli 'catutan' jika ada calo," ujar ibu yang masih muda dan mempunyai dua anak dari "kota air" Kuala Kapuas itu.

Keluhan serupa dari Dewi (26), warga kota seribu sungai, namun lanjut ibu dari satu anak itu, rasa lelah menghilang dengan menonton film yang cukup menghibur tersebut.

Pasalnya hampir selama tayang di layar lebar tersebut, film Warkop (warung kopri) selalu mengundang gelak tawa penonton, baik tua maupun muda.

Bahkan seperti Zaza yang baru memasuki usia lima tahun ikut tertawa riang serta tepuk tangan, seolah mengerti hiburan dari film Warkop berjudul Jengkrek Bos yang pemerannya masih ada bintang lama bernama Indro itu.

Tiket masuk nonton di bioskop 21 atau twenty one itu pada hari libur harganya agak mahal dari hari-hari biasa, yaitu dari Rp50.000 menjadi Rp60.000/orang tanpa pilih umur.

Di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu, baru ada bioskop 21 di Duta Mall Banjarmasin, sementara bioskop-bioskop lain di provinsi tertua di Kalimantan itu sudah tiada, seiring kemajuan terknologi dunia maya. (*)