Korban Galodo di Limapuluh Kota Kesulitan Air Bersih

id Galodo

Korban Galodo di Limapuluh Kota Kesulitan Air Bersih

Sejumlah siswa di SD Negeri 03 Balai Panjang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Kamis (24/8) bersama pemadam kebakaran, membersikan sisa peralatan belajar yang rusak akibat banjir dan galodo. (ANTARA SUMBAR/Dok Camat Lareh Sago Halaban/Maril/17)

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Masyarakat yang berada pada dua nagari (desa adat) di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), kesulitan air bersih pascabencana banjir disertai tanah atau galodo, yang melanda daerah itu pada Kamis dini hari.

Camat Lareh Sago Halaban Elfi Zen saat dihubungi dari Payakumbuh, Kamis, mengatakan hal itu dikarenakan sumber air bersih bagi masyarakat rusak.

"Kesulitan air bersih ini disebabkan empat saluran PDAM dan Pansimas rusak oleh bencana tersebut," kata dia.

Ia menjelaskan keempat saluran itu menjadi sumber pokok masyarakat setempat untuk mendapatkan air bersih, disamping sumur dan mata air.

Dalam mengatasi kesulitan air bersih itu, sebutnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengirim armada untuk mengangkut air bersih dari daerah tetangga dan mendistribusikannya ke masyarakat.

"Melihat kondisi seperti itu, tadi pagi BPBD langsung mengirim mobil untuk menyuplai air," kata dia.

Sebelumnya Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nur Akmal mengatakan bencana banjir disertai tanah (galodo) yang terjadi pukul 02.00 dini hari itu melanda empat jorong pada dua nagari.

Keempat jorong itu, satu di Nagari Batu Payuang yakni Jorong Subarang Aia dan tiga di Nagari Balai panjang, yaitu Tampuang Kodok, Tareh, dan Lurah Bukik.

Sementara ketinggian air mencapai 30 hingga 40 centimeter atau setinggi lutut orang dewasa dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. (*)