Potensi Media Sosial dalam Promosi Wisata Pesisir Selatan

id pesisir selatan

Potensi Media Sosial dalam Promosi Wisata Pesisir Selatan

Penulis nomor 2 dan 3 dari kiri (istimewa)

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu negeri sejuta pesona di Sumatera Barat dan wisatawan yang datang dijamin akan rindu untuk kembali datang ke sana.

Pariwisata di Pesisir Selatan terus berkembang dari tahun ke tahunnya. Terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat semenjak tahun 2014 (1.544.084 pengunjung). Pada tahun 2015 angka tersebut mengalami kenaikan menjadi dua juta pengunjung.

Keadaan yang sangat jauh berbeda ketika pada tahun 2010 jumlah kunjungan berada pada angka 108.386 pengunjung saja (Disparekrafpora Kabupaten Pesisir Selatan, 2016).

Perkembangan juga terlihat dari makin banyaknya sarana dan prasarana yang dibangun pada objek-objek wisata seperti Pantai Carocok Painan oleh pemerintah daerah setempat.

Objek wisata yang ada di Pesisir Selatan semakin populer di kalangan masyarakat luas. Hal ini dapat dibuktikan dari observasi yang penulis lakukan pada rentang waktu Agustus September 2016 di beberapa media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram.

Untuk instagram tercatat sebanyak 5.965 kiriman IGers tentang Wisata Mandeh, 2.565 kiriman terkait Pantai Carocok, 4.337 kiriman tentang Puncak Langkisau, serta 2.185 kiriman tentang Jembatan Akar.

Untuk pengguna facebook dan twitter hashtag Wisata Mandeh, Carocok, Bukit Langkisau dan Jembatan Akar juga banyak ditemukan. Unggahan foto-foto selfie dari visitor di akun media sosial mereka menjadi magnet tersendiri bagi yang melihatnya. Hal ini secara tidak langsung menjadi bentuk promosi bagi pariwisata Pesisir Selatan.

Tidak heran jika pada tahun 2016 Pesisir Selatan meraih Juara 1 untuk Kategori Kawasan Strategis (The Best Achievement) dalam ajang Peduli Wisata Award, yang merupakan pengakuan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kepada 19 kabupaten/kota yang telah sungguh-sungguh menunjukan hasil signifikan dalam pembangunan sektor kepariwisataan daerah.

Pada bulan Mei 2017 lalu prestasi kembali ditoreh dengan diterimanya penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, pada kategori "Desa Wisata Dengan Perkembangan Tercepat" yang berada di Kenagarian Sungai Nyalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Kehadiran media sosial berbasis internet telah memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan secara lebih cepat dibanding media-media penyedia informasi lainnya.

Media sosial juga berkontribusi dalam penyampaian pesan-pesan pembangunan, termasuk di sektor pariwisata yang digunakan sebagai media promosi. Survei menyatakan sebanyak 87% pelancong menggunakan internet untuk merencanakan perjalanan wisata mereka dan sebanyak 40% dari wisatawan mengunjungi situs jejaring sosial untuk memilih tujuan liburan berdasarkan rekomendasi dari para pengguna media sosial (Toffeenet.com, 2015).

Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2012: 568) media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video satu sama lain (dikutip dari Viciana, 2014 : 22).

Sedangkan menurut Richter dan Koch (2007) media sosial merupakan aplikasi online dan media yang ditujukan untuk memfasilitasi interaksi, kolaborasi dan sharing materi.

Media sosial juga merupakan sarana yang efektif dalam mewirausahakan birokrasi (reinventing goverment) untuk pengembangan pariwisata dengan cara mengoptimalkan pelayanan publik. Pelayanan publik yang dimaksud disini adalah pelayanan terkait ketersediaan informasi pariwisata.

Berdasarkan konsep reinventing government, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda dan Olahraga (Disparekrafpora) Kabupaten Pesisir Selatan (kini Dinas Pemuda dan Olahraga) harus dapat melakukan inovasi-inovasi yang signifikan dalam mempromosikan pariwisata agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pesisir Selatan.

Media sosial dapat mejadi alat dalam melakukan inovasi tersebut, disamping promosi melalui media konvensional dan menyelenggarakan ataupun mengikuti berbagai event kepariwisataan.

Hal ini seiring dengan yang diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo), Adi Pratama, "Promosi pariwisata berbasis teknologi/ digital merupakan salah satu bentuk efisiensi.

Selain itu, untuk mempromosikan pariwisata kita bisa mengoptimalkan berbagai jejaring sosial seperti facebook, instagram dan path untuk membuat lebih banyak orang mengetahui potensi pariwisata kita.

Kita sudah melihat bagaimana berbagai produk dapat begitu cepat digandrungi masyarakat dari berbagai belahan dunia melalui perantara media sosial, kenapa hal ini tidak kita terapkan juga untuk industri pariwisata. Kita hidup di dunia yang kian tidak terbatas, pemanfaatan teknologi dapat menjadi sarana promosi yang memiliki low cost namun di saat yang bersamakan memberikan high-impact,".

Kita berharap Dinas Pariwisata Pesisir Selatan dapat mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai media promosi pariwisata melalui kegiatan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi pemasaran pariwisata dan kegiatan pembuatan pusat informasi pariwisata berbasis web.

Media sosial (terutama facebook, twitter dan instagram) menduduki peringkat pertama atau media populer sebagai tempat promosi bisnis atau usaha (Azhary, 2015) dan dipandang paling efektif untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata daerah.

Adanya web khusus ataupun akun media sosial yang menangani informasi pariwisata secara baik dan profesional akan sangat membantu calon pengunjung untuk merencanakan kunjungan wisata mereka ke Pesisir Selatan. Misalnya informasi tentang lokasi wisata, jarak tempuh dengan kendaraan tertentu, akomodasi yang tersedia di sekitarnya, rumah makan dan fasilitas umum lainnya demi kenyamanan wisata mereka.

Disamping itu para pelaku usaha seperti pemilik homestay, tour dan travel agency, maupun pemerhati pariwisata yang ada di Pesisir Selatan adalah mitra yang dapat dirangkul untuk ikut membantu pemerintah dalam mempromosikan pariwisata kepada masyarakat luas di media sosial, seperti: grup facebook Kelompok Sadar Wisata Carocok Painan yang dibuat oleh Adhit Yudhistira salah seorang pelaku dan pemerhati pariwisata di Pesisir Selatan, Wisata Bahari Carocok Painan yang dibuat oleh Adek pemilik Tour Guide, juga fanpage Kawasan Wisata Mandeh yang dibuat oleh Agensi Tour Eko.

Dengan diupayakannya peningkatan pelayanan informasi kepariwisataan artinya Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memberikan perhatian penuh terhadap kepuasan pengunjung dan masyarakat, dimana hal ini menjadi poin penting dalam konsep reinventing government. Kepuasan pengunjung akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, sehingga pariwisata dapat terus menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Pesisir Selatan.

*) Topik ini telah dipresentasikan oleh penulis dalam Seminar Literasi Publik di Era Keberlimpahan Informasi, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Komunikasi Bengkulu pada tanggal 6-8 Agustus 2017 di Hotel Santika Bengkulu, dengan sub tema Media Baru dan Tantangan Kedepan.

**) Penulis (nomor 2 dan 3 dari kiri) adalah Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi Univ. Andalas