Dinkes: Angka Balita Pendek di Sumbar Turun

id balita pendek

Dinkes: Angka Balita Pendek di Sumbar Turun

Ilustrasi - Balita pendek. (cc)

Padang, (Antara Sumbar) - Angka balita "stunting" atau balita pendek di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengalami penurunan dari 18,5 persen pada 2015 menjadi 17,6 persen pada 2016.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday melalui Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Fionaliza di Padang, Selasa, mengatakan hal itu berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan sekali dalam setahun pada anak umur 0-23 bulan.

"Yang dihitung berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)," ujarnya.

Di Sumbar pada 2016 balita normal 82,4 persen, pendek 13,1 persen dan sangat pendek 4,5 persen.

Ia menjelaskan "stunting" atau balita pendek adalah pertumbuhan anak yang tidak seimbang antara berat badan, tinggi badan dan umur. Hal itu salah satunya dapat disebabkan akibat kekurangan gizi kronis dan kegagalan pertumbuhan.

Stunting menurut dia, bukan hanya terjadi karena faktor ekonomi, namun bisa terjadi karena kurangnya pendidikan dan kurangnya perhatian orang tua terhadap pemenuhan gizi anak.

Hal itu katanya, diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang pada orang tua ketika hamil, karena pemenuhan gizi dimulai ketika anak berada di dalam kandungan.

Ia mengatakan untuk mengantisipasi hal itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, di antaranya pemberian makanan tambahan dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

"Kemudian melakukan pelayanan rutin melalui pos pelayanan terpadu (posyandu) yang berada di masing-masing kabupaten dan kota yang berada di Sumbar," ujarnya.

Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pemantauan terhadap balita di masing-masing wilayah dengan langsung turun ke lapangan.

Sementara itu, Presiden Indonesian Nutrition Association (INA) Luciana B Sutanto mengatakan orang tua perlu memahami pengetahuan gizi seimbang sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pola makan keluarga setiap hari.

"Dengan demikian, anggota keluarga selalu memperoleh kecukupan asupan gizi yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air dengan komposisi berimbang," katanya.

Menurut dia, salah satu kunci makan sehat adalah makan bervariasi atau berganti-ganti jenis makanan untuk membantu melengkapi kebutuhan zat gizi.

"Untuk menjaga kesehatan, makanlah teratur dengan jadwal 3 kali makan utama (pagi, siang, malam) dan 2-3 kali selingan. Selain itu, konsumsi gula, garam, dan minyak harus dibatasi," kata dia. (*)