Pengamat Sarankan Swasta Bangun Pabrik Garam Industri

id garam

Pengamat Sarankan Swasta Bangun Pabrik Garam Industri

Garam. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Mantan Komisaris Utama PT Garam, Sudirman Saad menyarankan perusahaan swasta membangun pabrik untuk memproduksi garam industri yang tidak bisa dipenuhi dari produksi petambak garam lokal.

Dalam diskusi menyoal pergaraman, Sudirman mengatakan sudah saatnya Indonesia berfokus mengatasi kebutuhan garam industri dan tidak selalu mengandalkan impor akibat produksi garam dari petani tidak memenuhi kadar Natrium Klorida (NaCl) 97 persen.

"Pemerintah harus realistis untuk memenuhi kebutuhan garam industri ciptakan iklim investasi. Paling tidak ada insentif untuk importase mesin supaya swasta bisa bangun pabrik," kata Sudirman di Menara Kadin Jakarta, Rabu (16/8).

Pengamat masalah garam itu menjelaskan Indonesia bisa mencontoh fabrikasi dari Shanghai, Tiongkok yang hanya membutuhkan bahan baku air dari kedalaman 1.000 meter kemudian diolah di pabrik dengan teknologi yang bisa menghasilkan air bersih dan garam.

Produksi garam dari satu pabrik tersebut bisa mencapai 2,9 juta ton dengan biaya produksi sekitar Rp900 per kilogram. Selain itu, teknologi ini juga bisa menyesuaikan kadar NaCl pada garam dan kalium yang diinginkan.

Saat ini, proses produksi garam di Indonesia masih terbilang konvensional dengan menggunakan sistem evaporasi, yakni air laut dialirkan ke dalam tambak kemudian air yang ada dibiarkan menguap, setelah beberapa lama kemudian akan tersisa garam yang mengendap di dasar tambak tersebut.

Dengan demikian, produktivitas garam ditentukan oleh cuaca sehingga jika kemarau basah, kelangkaan garam berpotensi terjadi.

Sudirman mengatakan pemerintah sudah saatnya membuat kebijakan agar pelaku usaha dan industri bisa membangun pabrik, salah satunya memberikan insentif atas bea masuk impor mesin pabrik produksi garam.

"Satu tahun kalau kita bisa fasilitasi bangun pabrik pada 2018, tahun 2019 sudah bisa produksi," kata dia.

Saat ini, kebutuhan garam industri sebesar 2,1 juta ton per tahun dengan perkiraan pertumbuhan 5 persen per tahun. Oleh karena itu, ia memandang penciptaan iklim investasi untuk garam industri perlu dilakukan. (*)