Kurang Sehat, Setya Novanto Tak Hadiri Penyampaian Nota RAPBN

id Setya Novanto

Kurang Sehat, Setya Novanto Tak Hadiri Penyampaian Nota RAPBN

Ketua DPR RI Setya Novanto. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto tidak dapat memimpin sidang paripurna DPR dengan agenda penyampaian nota Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) karena kurang sehat.

"Mohon maaf, Ketua DPR Setya Novanto tidak bisa memimpin karena sedang kurang sehat," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat memimpin sidang paripurna DPR di Senayan Jakarta, Rabu.

Sebelumnya pada sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR serta DPR ketua DPR Setya Novanto terlihat hadir ikut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Wapres M Jusuf Kalla.

Fadli tidak menjelaskan secara rinci alasan kurang sehat Ketua DPR.

Dia mengatakan pidato presiden dalam sejarahnya dilakukan dalam rangka menyambut kemerdekaan Republik Indonesia. Namun dalam perkembangannya kemudian pidato menyambut kemerdekaan dan penyampaian rancangan APBN beserta nota keuangannya dipisahkan.

Sementara dalam keterangan pers yang dikirimkan ke wartawan, Ketua Novanto memberikan apresiasi atas berbagai pencapaian pembangunan yang dilakukan Presiden Joko Widodo.

"Sikap Presiden Jokowi yang dengan tegas menyatakan perang terhadap narkoba perlu kita dukung. Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan bahaya infliltrasi ideologi seperti ekstremisme, radikalisme, dan terorisme yang merusak sendi-sendi negara. DPR RI akan mendukung berbagai langkah pemerintah dalam memastikan Indonesia tetap berdiri tegak," kata Novanto rilis tertulis.

Novanto menegaskan konsep pemerataan ekonomi berkeadilan, pemerintahan Jokowi menginginkan pembangunan dan kesejahteraan tidak hanya dinikmati segelintir orang saja, melainkan merata ke berbagai daerah.

Kebijakan satu harga untuk semen di Papua adalah contoh pemerintah terus melakukan stabilisasi harga agar warga Papua bisa menikmati pembangunan.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 92 persen pada Maret 2017. Sehingga desa-desa di berbagai daerah kini sudah menikmati listrik. Percepatan sertifikasi lahan yang mencapai 250 ribu bidang, serta redistribusi 707 ribu hektar kawasan hutan untuk dikelola masyarakat adalah wujud kerja keras pemerintah yang perlu kita apresiasi," kata Setya Novanto. (*)