Analis: Rupiah Stabil Jelang Rilis Data Perdagangan

id Rupiah

Analis: Rupiah Stabil Jelang Rilis Data Perdagangan

Ilustrasi, nilai tukar Rupiah. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Research Analyst FXTM (perusahaan finansial) Lukman Otunuga menyatakan, nilai mata uang rupiah diperkirakan stabil menjelang dirilisnya data perdagangan Indonesia yang memberikan gambaran tentang kondisi aktivitas perekonomian nasional.

"Mata uang Asia mendapat dukungan dari membaiknya ketegangan antara AS dan Korea Utara, salah satunya rupiah yang bertahan terhadap dolar di hari Senin," kata Lukman Otunuga dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Lukman, data perdagangan Indonesia untuk bulan Juli akan menjadi pusat perhatian pasar pada hari ini, karena bila ekspor dan impor menguat di atas ekspektasi pasar, maka akan dapat meningkatkan keyakinan terhadap ekonomi Indonesia.

Dengan kata lain, lanjutnya, kalangan investor dinilai juga akan sangat memperhatikan neraca perdagangan, dan surplus perdagangan di bulan Juli dinilai bakal dapat semakin memperkuat nilai mata uang rupiah.

Terkait dengan ketegangan geopolitik antara pemerintahan Amerika Serikat dan Korea Utara, ujar dia, meski saat ini ketegangan itu telah melonggar, tetapi sepertinya investor bakal tetap waspada.

Sebelumnya, VP of Market Research FXTM Jameel Ahmad menyatakan, dampak perekonomian seperti kepada nilai mata uang rupiah diperkirakan masih stabil terkait dengan ketegangan krisis geopolitik.

"Meski pemberitaan tentang meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara mendominasi berita global, investor saat ini seharusnya tidak perlu cemas berlebihan," kata Jameel Ahmad.

Sebagaimana diketahui, kalangan investor internasional dinilai terpengaruh dengan perang komentar antara pemimpin AS, Presiden Donald Trump dengan pemerintahan Korut pimpinan Kim Jong Un.

Polemik kata-kata pemerintahan kedua negara itu dinilai telah memperlemah langkah investor untuk berinvestasi di tingkat yang berisiko, tetapi berdampak positif kepada instrumen aman seperti emas.

Jameel berpendapat, adalah keliru juga bila menyuruh investor seharusnya tidak mengawasi ketegangan itu, tetapi polemik yang ada ini sebenarnya bukanlah hal baru dan telah terbaca dari beberapa waktu lalu.

Di tempat terpisah, Bank Indonesia mengantisipasi dampak perekonomian, seperti keluarnya modal asing menyusul semakin tingginya tensi politik antara Amerika Serikat dan Korea Utara dalam beberapa hari terakhir.

Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (11/8) mengatakan tekanan terhadap stabilitas geopolitik di Asia kian bertambah, menyusul "perang" pernyataan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang dikhawatirkan terus mengarah ke perang terbuka.

Namun, menurut Agus Martowardojo, hingga 11 Agustus 2017 ini, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing masih terjaga di bawah tiga persen. (*)