PLN Dorong Pelaku Industri Gunakan Layanan Premium

id Listrik

PLN Dorong Pelaku Industri Gunakan Layanan Premium

Listrik. (ANTARA FOTO)

Padang, (Antara Sumbar) - PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat (Sumbar), terus mendorong para pelaku industri maupun pelanggan bisnis di daerah itu untuk menggunakan layanan listrik premium.

General Manager PLN Wilayah Sumbar, Bambang Yusuf di Padang, Senin, mengatakan dengan menggunakan layanan premium, pelaku industri dan bisnis akan dapat melakukan efisiensi biaya produksi.

"Kami menyadari sepenuhnya saat ini kebutuhan listrik sangat vital. Saat ini kebutuhan akan listrik tidak lagi sekedar ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup, melainkan ketersediaan listrik yang berkualitas prima dan handal," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa ketersediaan listrik di Wilayah Sumbar sangat cukup untuk listrik dikategorikan handal.

Ia menambahkan bila stok listrik yang telah surplus tersebut ditambah dengan prioritas layanan seperti halnya layanan premium ini akan sangat bermanfaat untuk pelanggan mengingat listrik bagi pelanggan bisnis dan industri sangat mempengaruhi operasional perusahaan.

Ia menerangkan dengan menjadi pelanggan premium, PLN akan prioritaskan pelanggan tersebut jika sewaktu-waktu terjadi gangguan.

Bambang menyebutkan untuk saat ini Sumbar mempunyai dua pelanggan listrik premium, yakni Transmart Ritel dan Hotel Ibis.

Ia mengharapkan akan lebih banyak lagi para pelaku industri dan bisnis menjadi pelanggan listrik premium ini.

Selain itu, PLN terus berupaya untuk meningkatkan layanan serta inovasi kepada pelanggan demi tercapainya peningkatan pembangunan serta kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat.

Sementara General Manager Hotel Novotel Bukittinggi, Yon Hendri menyambut positif dengan adanya layanan premium yang ditawari PLN dalam memajukan daerahnya dari sektor industri dan bisnis.

"Saya sangat tertarik terhadap layanan premium mengingat jaminan keandalan yang diberikan, namun ke depannya sebelum memasang layanan ini kami ingin gambaran secara detail mengenai keuntungan yang diberikan PLN," katanya. (*)