Pasaman Barat Harapkan Pemerintah Pusat Bantu Bangun Jembatan Katiagan

id Jembatan Katiagan

Pasaman Barat Harapkan Pemerintah Pusat Bantu Bangun Jembatan Katiagan

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit saat memantau alat transportasi ponton menuju Jorong Katiagan Kinali Pasaman Barat. Pemerintah pusat diharapkan bantu untuk membuka keterisolasian daerah itu. (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) mengharapkan bantuan pemerintah pusat untuk membangun jembatan yang menghubungkan Jorong Mandiangin menuju Jorong Katiagan Kecamatan Kinali karena daerah itu terisolasi ketidakadanya jembatan.

"Benar, daerah Katiagan Kinali merupakan daerah terisolasi karena keterbatasan akses transportasi menuju daerah itu," kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran di Simpang Empat, Senin.

Ia mengatakan masyarakat saat ini masih menggunakan perahu atau dikenal masyarakat di daerah itu dengan nama ponton menggunakan tenaga manusia sebagai alat perlintasan aliran sungai sekitar 85 meter.

Ponton dengan ukuran sekitar 6x5 meter itu pun hanya bisa digunakan untuk melintaskan warga dan kendaraan roda dua.

Menurutnya setiap harinya ratusan warga melakukan penyebarangan dengan dikendalikan oleh tiga orang petugas ponton.

Kondisi seperti ini sudah dirasakan puluhan tahun. Sebab ponton menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai di Mandiangin dan Katiagan. Jika hujan, air sungai besar warga tidak bisa melakukan aktivitas.

Ia mengakui memang sebelumnya masyarakat jembatan darurat dengan panjang 180 meter dan lebar 1,8 meter namun saat ini jembatan tersebut sudah rusak.

"Kami sangat mengharapkan adanya bantuan pemerintah pusat untuk membangun jembatan yang permanen. Sebab dengan bentang sungai dan panjangnya akan memakan biaya yang tinggi. Kasihan masyarakat di daerah itu. Kami butuh bantuan pusat," katanya.

Nagari Katiagan terdiri dari dua kejorongan yakni Jorong Katiagan dan Jorong Mandiangin dengan jumlah penduduk 8000 orang.

Tercatat di Jorong Mandiangin terdapat 480 Kepala Keluarga dan Katiagan 200 KK. Lalu-lintas menggunakan ponton setiap harinya cukup tinggi karena selain masyarakat juga anak sekolah menggunakan ponton.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Nagari Pasaman Barat, Etris Dsem mengatakan pada 2016 Jorong Katiagan memanfaatkan dana desa untuk melepaskan sejumlah daerah yang masih terisolasi namun tidak cukup dengan dana desa saja.

"Dana desa sangat bermanfaat bagi nagari atau desa untuk membangun infrastruktur yang masih tertinggal. Apalagi jika ditambah dengan dana nagari," katanya.

Menurutnya, secara geografis Nagari Katiagan sangat terisolasi karena akses menuju daerah seluas 19.600 hektare itu hanya bisa menggunakan perahu atau ponton karena dipisahkan oleh sungai besar.

Akibatnya, daerah yang memiliki sekitar 3.000 jiwa itu benar-benar terisolasi karena tidak bisa ditempuh menggunakan jalur darat.

Apalagi, akses dari pusat pemerintahan Kecamatan Kinali sekitar 35 kilometer, jarak dari Ibukota Kabupaten di Simpang Empat sekitar 45 kilometer dan dari Ibukota Provinsi Sumbar 195 kilometer.

Perbaikan akses transportasi darat menuju daerah itu sangat dibutuhkan. Terutama akses jalan dan jembatan sebagai penghubung antara dua Kejorongan Katiagan dan Kejorongan Mandiangin.

"Nagari Katiagan terdiri dari dua kejorongan yakni Katiagan dan Mandiangin. Namun selama ini akses transportasi hanya menggunakan perahu atau ponton," katanya.

Ia menyebutkan Nagari Katiagan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia itu 80 persen masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan, 10 persen sebagai wiraswasta, lima persen usaha perkebunan dan lima persen sebagai guru atau PNS.

Persoalannya lagi-lagi akses darat menuju daerah itu tidak ada. Sehingga daerah itu berstatus sebagai nagari terisolasi.

Mengingat begitu pentingnya pembangunan akses transportasi maka Nagari Katiagan menyambut baik adanya dana desa yang digunakan untuk pembangunan daerah itu baik infrastruktur maupun kualitas sumber daya manusia.

Pada 2016 lalu, Nagari Katiagan benar-benar memanfaatkan dana desa yang ada sekitar Rp937.746.479 itu. Berbagai pembangunan infrastruktur dilakukan, termasuk membangun jembatan dalam rangka menghubungkan dua kejorongan untuk mempercepat akses menuju Katiagan.

"Jembatan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Masyarakat mengharapkan kendaraan roda empat bisa menuju Katiagan," katanya.

Warga Katiagan,Yusni (34) berharap kedepannya akses jalan perlu ditingkatkan sehingga kendaraan roda empat bisa sampai ke Katiagan.

Selain itu juga mengharapkan dana berbagai pembangunan terus diberikan ke Katiagan sehingga Katiagan tidak lagi terisolasi dan terpencil. (*)