Harga Gambir Anjlok, John Kenedy Azis Janji Selidiki

id John Kenedy Azis

Harga Gambir Anjlok, John Kenedy Azis Janji Selidiki

Anggota DPR RI Komisi VIII, John Kenedy Azis (Jaket hitam) didampingi Ketua DPRD limapuluh Kota Sumatera Barat, Safaruddin meninjau langsung Jorong Nenan, Nagari Maek Kabupaten Limapuluh Kota. (13/8). Pihaknya meminta pemerintah setempat mempercepat pengajuan proposal pembangunan jalan ke pemerintah pusat terutama di kawasan terisolasi. (ANTARA SUMBAR/Muhammad Zulfikar)

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis mengatakan pihaknya segera menyelidiki penyebab anjloknya harga gambir selama tiga bulan terakhir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

"Nanti DPR melalui Komisi VI segera mendiskusikan sekaligus menggali hal ini dengan pihak-pihak terkait perdagangan," katanya saat melakukan reses di Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu.

Ia mengatakan anjloknya harga gambir tersebut tentu tidak terjadi begitu saja sehingga perlu ditelusuri penyebabnya secara cermat serta dicarikan solusi terbaik bagi masyarakat.

Hal itu bisa saja terjadi akibat kelebihan stok atau pun permasalahan di bidang pemasaran dan sebagainya.

Ia menyampaikan setelah diketahui penyebab pasti anjloknya harga gambir di daerah itu, maka perlu dilakukan pelbagai upaya penstabilan harga bersama pemerintah setempat melalui dinas perdagangan dan pihak terkait lainnya.

Apalagi sebagian besar masyarakat di sejumlah nagari di daerah itu masih menggantungkan hidup pada hasil pertanian gambir sehingga perlu diselesaikan secepatnya.

"Jangan sampai perekonomian masyarakat terombang-ambing terlalu lama akibat anjloknya harga gambir," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga Jorong Nenan, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Saleh (61) mengatakan anjloknya harga gambir di daerah itu telah terjadi sejak tiga bulan terakhir.

Harga gambir mengalami penurunan dari Rp110.000 atau Rp105.000 per kilogram pada tiga bulan lalu menjadi Rp26.000 hingga Rp27.000 per kilogram saat ini.

"Penurunan harga gambir mencapai 75 persen," katanya.

Ia mengaku masyarakat setempat cukup resah dengan keadaan tersebut sebab sebagian besar mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut ialah sebagai petani gambir.

"Kami takut anak-anak kami tidak dapat lagi bersekolah dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagaimana biasanya," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat memperjuangkan nasib mereka dan mencarikan solusi untuk menstabilkan harga komoditas gambir secepatnya. (*)