Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Muhammad Yusuf mengatakan memasuki bulan Agustus rentan terjadi mammals stranding atau terdamparnya mamalia laut.
"Memasuki bulan Agustus, diprediksi cuaca ekstrem akan terjadi di hampir seluruh perairan Indonesia karena pergantian musim," katanya di Padang, Minggu.
Ia menyebutkan hal tersebut bisa menjadi peringatan bagi jejaring mammals stranding di daerah untuk bersiaga, terutama untuk daerah-daerah yang sering mengalami kejadian tersebut.
Perairan Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi mamalia laut dan fenomena mereka terdampar merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan adanya sesuatu yang salah dari lingkungan laut.
Menurut dia, belum bisa disebutkan secara pasti penyebab dari terdamparnya mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba serta beberapa jenis ikan yang dilindungi.
"Sekalipun demikian, faktor alam adalah salah satu pemicu terjadinya fenomena ini selain juga akibat gangguan dari aktivitas manusia," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan cuaca ekstrem merupakan salah satu indikasi yang menjadi penyebab fenomena "mammals stranding", akan tetapi masih ada faktor alam lain yang dapat memicu hal tersebut.
"Faktor alam yang dapat berpengaruh diantaranya karena perburuan atau mencari mangsa sampai ke perairan yang dangkal, atau karena terluka dan karena sakit," kata dia.
Ia menambahkan berdasarkan catatan BPSPL bulan Januari dan Agustus adalah bulan yang sering terjadi fenomena mammals stranding.
Fenomena ini sering terjadi di kawasan Kepulauan Riau dengan jenis hewan laut yang terdampar adalah dugong.
"Berdasarkan informasi ini kita mengharapkan setiap daerah dapat waspada dan bersiaga apabila fenomena ini terjadi," terangnya.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur Padang disebutkan hingga tanggal 11 Agustus 2017 diprakirakan gelombang laut berkisar antara 2 hingga 3,5 meter.
Prakirawan Adi Widiastuti menyebutkan gelombang tersebut berpeluang terjadi di wilayah Samudera Hindia Barat perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano dan Samudera Hindia Barat Bengkulu. (*)
Berita Terkait
Pemkot Solok raih peringkat satu penghargaan perencanaan daerah 2024
Kamis, 25 April 2024 9:40 Wib
Kejati Pasaman Barat memusnahkan barang bukti 31 perkara pidana umum
Kamis, 25 April 2024 9:09 Wib
Dispersip Solok harap lomba bertutur tingkat SD tingkatkan minat baca
Kamis, 25 April 2024 5:35 Wib
Gubernur: Pupuk berbasis batu bara bisa jadi alternatif bagi petani
Kamis, 25 April 2024 5:34 Wib
Kemenkominfo RI publikasikan prestasi berhasil diraih Pemkab Solok
Kamis, 25 April 2024 5:34 Wib
Pemkot Solok raih peringkat pertama penghargaan perencanaan daerah
Kamis, 25 April 2024 5:33 Wib
AS sahkan RUU bantuan 95 miliar dolar bagi Ukraina, Israel, Taiwan
Rabu, 24 April 2024 20:42 Wib
Kadin harap Presiden dan Wapres terpilih wujudkan Indonesia Emas
Rabu, 24 April 2024 20:38 Wib