Agam Kembangkan Program KRPL Tingkatkan Ketahanan Pangan

id rumah pangan

Agam Kembangkan Program KRPL Tingkatkan Ketahanan Pangan

Ilustrasi (Antara)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada tahun ini mengembangkan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di lima kecamatan dalam meningkatkan ketahanan pangan melalui pemberdayaan sumber daya lokal di daerah itu.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan, program KRPL ini sudah jalan beberapa bulan lalu dan anggota kelompok wanita tani (KWT) telah menyiapkan lokasi di pekarangan rumah mereka.

"Saat ini anggota kelompok telah menyiapkan lokasi untuk menanam tanaman dengan jenis cabai, tomat, bawang merah dan lainnya," katanya.

Lima kelompok yang mengembangkan program KRPL itu yakni, KWT Suka Jadi Kecamatan Lubukbasung, KWT Angrek Kecamatan Tanjungraya, KWT Kasih Ibu Kecamatan Banuhampu, KWT Kelok Basamo Kecamatan Tilatangkamang dan KWT Desa Wisma Cempako Kecamatan Matur.

Setiap kelompok, katanya, mendapatkan dana sebesar Rp15 juta yang berasal dari dana tugas pembantu 2017.

"Dana ini untuk peransang agar program KRPL ini berkembang dengan baik sehingga tidak ada lagi pekarangan yang kosong," katanya.

Pemanfaatkan lahan pekarangan selama ini terbukti banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, baik bagi anggota kelompok perempuan maupun lingkungan atau kawasan di sekitarnya.

Menurutnya, KRPL juga dapat memberikan sumbangan pangan untuk dikonsumsi keluarga sehingga bisa menghemat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari.

Kawasan rumah pangan lestari (KRPL) ini merupakan program dari Kementerian Pertanian. Melalui program itu, pemerintah berkeinginan pekarangan rumah warga dimanfaatkan secara intensif untuk berbagai sumber daya lokal.

Dengan cara itu, suatu keluarga diharapkan mampu menjamin kesinambungan ketersediaan bahan pangan yang berkualitas dan beragam.

Anggota DPRD Agam, Noveri Edios berharap program ini berjalan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi warga, sehingga mereka tidak kesulitan mencari dan membeli kebutuhan.

Dengan cara itu, maka dapat meningkatkan ekonomo mereka yang sesuai dengan tujuan program tersebut.

"Untuk mencapai itu, dinas terkait untuk selalu melakukan pendampingan kepada anggota kelompok agar program berjalan dengan baik," katanya. (*)