Sumbar Verifikasi 40 Sekolah untuk Adiwiyata Nasional

id Adiwiyata

Sumbar Verifikasi 40 Sekolah untuk Adiwiyata Nasional

Penghargaan Adiwiyata.

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Sumatera Barat (Sumbar) memverifikasi 40 sekolah untuk dikirim berkasnya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sebagai bahan penilaian untuk mendapatkan penghargaan adiwiyata nasional.

"Dalam verifikasi ini, kami langsung meninjau ke seluruh sekolah tersebut dan melakukan penilaian secara langsung kemudian baru diajukan ke Kementerian LHK," kata Kepala Seksi (Kasi) Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Dasril di Padang, Selasa.

Ia menyebutkan ke-40 sekolah tersebut yakni dari Kabupaten Dharmasraya dua sekolah, Agam (3), Limapuluh Kota (1), Pesisir Selatan (1), Kabupaten Solok Selatan (2), Kota Pariaman (3), Payakumbuh (1), Sawahlunto (1).

Selanjutnya Kabupaten Solok satu sekolah, Bukittinggi (1), Tanah Datar (2), Kota Solok (2), Pasaman Barat (2), Padangpariaman (5), Kabupaten Pasaman (2), Padang Panjang (2), Kepulauan Mentawai (1), dan Kota Padang (6).

Ia menjelaskan tujuan dari program adiwiyata ialah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah.

Sehingga, tambahnya sekolah tersebut turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup serta pembangunan berkelanjutan.

Menurutnya secara umum ada empat kriteria yang dinilai pada sekolah adiwiyata, yaitu kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, kurikulum yang mengaitkan antara mata pelajaran dengan lingkungan.

Selanjutnya partisipasi sekolah dalam mengikuti kegiatan lingkungan hidup dan sarana prasarana yang ada di sekolah seperti tempat sampah pilah, alat pengomposan, apotek hidup, taman sekolah.

Kemudian, sebutnya jenjang bergengsi untuk penghargaan sekolah adiwiyata, katanya yaitu penghargaan sekolah adiwiyata provinsi, adiwiyata nasional dan adiwiyata mandiri.

"Untuk tingkat nasional nilai yang harus dilewati adalah 72," ujarnya.

Sekolah yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata di tingkat provinsi maupun nasional harus terus membudayakan dan menerapkan sekolah berbasis lingkungan tersebut.

Sementara salah seorang tim penilai adiwiyata tingkat provinsi, yakni dosen dari Universitas Bung Hatta Salman Assahary mengharapkan sekolah yang telah dan akan mendapatkan penghargaan adiwiyata provinsi dapat terus menerus menjalankan programnya.

"Jangan hanya ketikan penilaian saja program sekolah berbasis lingkungan diterapkan namun harus terus menerus," katanya. (*)