Jadi Negara Maju, Kemendikbud: Satu Syaratnya Bonus Demografi

id Bonus Demografi

Jadi Negara Maju, Kemendikbud: Satu Syaratnya Bonus Demografi

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar menjadi nara sumber dalam seminar parenting. Dalam kegiatan itu ia mengatakan Indonesia butuh bonus demografi untuk menjadi negara maju. (ANTARA SUMBAR/Novia Harlina)

Padang, (Antara Sumbar) - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar mengatakan bonus demografi merupakan salah satu syarat untuk menjadi sebuah negara maju.

"Saat ini Indonesia membutuhkan bonus demografi yang besar agar dapat menjadi negara maju. Untuk mewujudkan hal itu, butuh sinergi dari semua pihak," katanya di Padang, Sumatera Barat, Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu dalam seminar parenting dengan tema keselarasan pola asuh antara keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam membentuk karakter anak di Padang.

Menurut dia, untuk menghasilkan bonus demografi tersebut, kunci utamanya berada pada keluarga karena untuk membentuk karakter anak.

Orang tua, kata dia, memiliki peran yang besar mulai dari hamil, melahirkan, mendidiknya, hingga masuk bangku sekolah.

Setelah masuk sekolah, pendidikan anak juga tidak bisa diserahkan seluruhnya pada tenaga pendidik, tetapi juga harus ada kontrol dan pendampingan oleh orang tua di rumah.

"Memberi perhatian kepada anak sejak kecil merupakan salah satu cara untuk membentuk karakter anak," katanya.

Ia mengemukakan bahwa saat ini untuk keluarga yang memiliki kelas sosial ekonomi menengah ke atas terdapat beberapa perubahan perilaku mendidik anak beberapa waktu terakhir.

Kebanyakan dari mereka, kata Harris Iskandar, ketika anaknya lahir, banyak yang mempercayai sepenuhnya mengasuh dan mengajari anak melalui pengasuh, mungkin karena kesibukan kerja.

"Dengan perilaku itu, anak tidak mendapatkan rangsangan emosional dari orang tuanya sehingga perilakunya juga akan berubah ketika besar," katanya.

Untuk itu, dibutuhkan peran besar orang tua untuk mendapatkan bonus demografi di Indonesia sehingga hal itu juga akan berdampak pada terbentuknya karakter anak dan tidak membuat keresahan di lingkungan keluarga.

Harris Iskandar mengatakan bahwa kondisi pendidikan Indonesia saat ini merupakan satu dari 17 negara yang mengalami kekerdilan pendidikan dengan tingkat 39 persen.

Ia menyebutkan beberapa daerah di Indonesia terdapat tingkat pendidikan yang masih rendah. Misalnya, yang masuk sekolah dasar sebanyak 1.000 siswa, 12 tahun kemudian yang tamat hanya setengahnya.

"Hal ini cukup memprihatinkan, salah satu syarat makmurnya bangsa mengalami kekerdilan, itu bukan masalah sepele," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Burhasman Bur mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mewujudkan bonus demografi yang tinggi.

"Memang bonus demografi ini akan menentukan kemakmuran sebuah bangsa. Untuk mewujudkan itu, kami terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan," katanya. (*)