Pertamina Bantu Proses Rehabilitasi Kawasan Pesisir Padang

id Tanam mangrove

Pertamina Bantu Proses Rehabilitasi Kawasan Pesisir Padang

Operation Head Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Teluk Kabung, Ardiansyah (tengah) menanam bibit mangrove di Desa Kampung Olo, Kecamatan Bungus, Kota Padang, Kamis (3/8). (ANTARA SUMBAR/Joko Nugroho).

Padang, (Antara Sumbar) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I (MOR I) kembali menanam mangrove atau bakau dalam upaya membantu proses rehabilitasi kawasan pesisir di Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat.

Operation Head Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) MOR I Teluk Kabung, Kota Padang, Ardiansyah di Padang, Kamis, menyebutkan bantuan berupa 2.500 bibit mangrove dan 1.500 ekor kepiting bakau ini bagian dari upaya untuk melestarikan kawasan ekosistem laut.

Secara simbolis bantuan senilai Rp231 juta itu diserahkan dan diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat, Yosmeri, yang diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan Albert Krisdiarto di Desa Kampung Olo, Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus.

Kegiatan serupa juga pernah dilakukan pada 2016 dengan melakukan pembudidayaan sebanyak 2.500 bibit mangrove di daerah itu.

Ia menyatakan kegiatan ini merupakan komitmen Pertamina berperan aktif dalam pelestarian lingkungan di kawasan pesisir, terutama di sekitar wilayah operasi perusahaan plat merah tersebut.

"Diharapkan langkah ini dapat membantu semakin terjaganya keseimbangan ekosistem kawasan pesisir di Teluk Kabung," tambahnya.

Ia menyebutkan penanaman mangrove di area konservasi perlu dilakukan untuk melindungi garis pantai dari abrasi, mendukung pelestarian lingkungan, dan sebagai pelindung habitat endemik di wilayah pesisir.

Sementara program budidaya kepiting bakau tidak hanya memberikan dampak positif terhadap ekosistem, namun juga dapat memberikan kontribusi secara ekonomi.

"Kepiting memiliki nilai jual yang bagus dan sedang digemari," sebutnya.

Masyarakat, lanjutnya dapat meningkatkan penghasilan melalui produk-produk olahan mangrove serta olahan kepiting bakau.

Ke depan akan dibuat kawasan ekowisata hutan mangrove dengan pembangunan infrastruktur guna mengoptimalkan potensi wisata kawasan pesisir di Teluk Kabung. Selain itu juga diupayakan dukungan pemasaran hasil budidaya kepiting bakau.

Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Albert Krisdiarto menyebutkan pelestarian bukan saja mampu menjaga ekosistem, namun dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata.

"PAD Sumbar masih minim. Salah satu sektor yang kini tengah digenjot pemprov adalah pariwisata. Semoga ke depannya Pertamina melalui CSR-nya menyisihkan sedikit untuk membuat 'tracking' mangrove di lokasi sekarang," ujarnya.

"Tracking" mangrove, sebutnya bakal mampu meningkatkan kunjungan wisata di Sumbar. "Jika wisata berkembang, semuanya akan tertarik mulai dari kuliner, cenderamata," ujarnya. (*)