BI: Daya Beli Masyarakat Belum Tergambarkan Menyeluruh

id Bank Indonesia

BI: Daya Beli Masyarakat Belum Tergambarkan Menyeluruh

Bank Indonesia. ( FOTO ANTARA)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia mengatakan masih terlalu dini jika beranggapan daya beli masyarakat menurun saat ini, karena terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat terutama setelah berkembang pesatnya transaksi ekonomi digital.

"Ada faktor data-data transaksi secara daring (online) yang secara statistik tidak tercover. Kami sedang kaji dengan Badan Pusat Statistik. Kalau lihat kegiatan melalui 'online' itu memotong rantai perdagangan, karena beberapa tahapan di tengah rantai hilang," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis.

Menurut Dody, untuk menilai terjadinya anomali ekonomi atau tidak harus melalui kajian menyeluruh, termasuk kajian dengan merekam karakter kegiatan-kegiatan ekonomi saat ini.

Anomali ekonomi merupakan tren ekonomi yang diduga beberapa kalangan sedang terjadi saat ini karena data ekonomi makro membaik, namun daya beli masyarakat dinilai menurun.

Dody menilai jika ingin menilai kondisi daya beli saat ini harus mencermati dua hal. Pertama, pada Juni 2017, kegiatan ekonomi memang mereda karena momentum libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

Pada bulan keenam tersebut, kegiatan masyarakat untuk bekerja dan sekolah hanya dilakukan secara aktif selama sepekan. Tiga pekan lainnya pada Juni 2017, konsumsi terutama dari swasta tertahan karena libur panjang.

Hal kedua adalah pesatnya transaksi ekonomi secara digital. Kegiatan konsumsi dalam jaringan (daring) di internet seperti pembelian barang belum terekam secara statistik.

Kegiatan konsumsi atau belanja daring juga menghilangkan beberapa peran rantai ekonomi, karena masyarakat dapat langsung membeli barang melaui penjual tanpa adanya perantara seperti toko konvensional.

"Bagi konsumen memang harga jadi lebih efisien dengan elektronik, harga lebih murah. Yang dulu di tengah memberi nilai tambah bisa hilang. Misalnya, perantara 1,2,3 yang dalam statistik PDB akan memberi nilai tambah," ujarnya.

Dody mengatakan kondisi ekonomi secara keseluruhan akan terlihat dari pengumuman pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto triwulan II 2017 yang akan diumumkan BPS pada pekan depan.

BI memerkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 akan lebih baik dibandingkan triwulan I 2017 yang sebesar 5,01 persen (yoy). Namun lebih rendah dibanding perkiraan BI sebelumnya di 5,1 persen (yoy).

Untuk keseluruhan tahun, BI masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 5--5,4 persen (yoy). (*)