Jakarta, (Antara Sumbar) - Pengembangan pesawat tempur kerja sama Indonesia dan Korea Selatan, Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) telah mengalami kemajuan, dengan prototipe pesawat tempur generasi 4,5 itu rencananya mulai diproduksikan pada 2019.
"Sesuai rencana, prototipe KFX/IFX akan 'roll out' pada tahun 2020, dan akan terbang perdana pada 2021," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan Anne Kusmayati saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini pengembangan pesawat tempur itu sudah memasuki "engineering manufacture development" (EMD), yakni mencapai 14 persen dari keseluruhan perencanaan program hingga 2026.
Ia mengatakan, pengembangan pesawat tempur KFX/IFX ini masih terkendala, salah satunya empat komponen inti teknologi yang ditolak oleh Amerika Serikat, yakni "electronically scanned array" (AESA) radar, "infrared search and track" (IRST), "electronic optics targeting pod" (EOTGP) dan "radio frequency jammer".
Termasuk, "technical asisstance agreement" (TAA) dari AS.
"Tapi itu tidak masalah, Korsel akan bekerja sama dengan negara-negara Eropa untuk mengembangkan empat teknologi itu. Ada kesepakatan dari Korea, bila mereka sudah bisa memproduksinya, mereka akan memberikan teknologi itu ke kita atau mengizinkan kita untuk menggunakan teknologi tersebut," ujar Anne.
Anne pun meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk ikut membantu berdiplomasi agar masalah itu bisa diatasi dengan baik dan lancar.
Ia berpendapat PT Dirgantara Indonesia sudah siap untuk pengembangan tahap awal, dimana Indonesia kebagian untuk membuat sayap, ekor dan pylon pesawat tempur KFX/IFX.
"Pengembangan KFX/IFX ini akan memperkuat PT DI selaku Industri pertahanan nasional," katanya.
Menurut dia, program pengembangan KFX/IFX ini merupakan program jangka panjang hingga 2026, sehingga memerlukan komitmen dan dukungan politis yang berkesinambungan dari pemerintah dan parlemen terutama dari sisi pembiayaan yang telah disepakati dengan pihak Korea, sebesar Rp21,6 Triliun.
Ia menambahkan, bila program ini berjalan dengan baik, maka ada beberapa keuntungan yang diperoleh Indonesia, yakni membangun kemandirian alutsista dalam negeri, menghapus ketergantungan produk luar negeri, memberikan daya getar (detterent effect) secara berkelanjutan terhadap negara lain dan menciptakan nilai tambah untuk penguasaan industri teknologi pesawat tempur serta desain pesawat disesuaikan dengan kebutuhan TNI AU. (*)
Berita Terkait
Erick Thohir: Indonesia siap tempur lawan Irak, Vietnam, dan Filipina
Rabu, 18 Oktober 2023 9:12 Wib
Latihan tempur Sikatan Daya 2023
Jumat, 26 Mei 2023 17:05 Wib
SAR Tempur Dan Pembebasan Sandera
Selasa, 7 Maret 2023 15:25 Wib
Flypass Pesawat Tempur Rafale
Jumat, 4 November 2022 18:23 Wib
Kecelakaan Pesawat Tempur Latih
Selasa, 19 Juli 2022 13:02 Wib
Pesawat jet Taiwan jatuh, pilot tewas
Selasa, 31 Mei 2022 13:00 Wib
Rins siap tempur di "rollercoaster" Portimao dengan motor GSX-RR Suzuki
Kamis, 21 April 2022 7:55 Wib
China nyatakan tidak tertarik atas puing jet tempur F-35 AS yang jatuh di Laut China Selatan
Jumat, 28 Januari 2022 6:06 Wib