Harga Sayur dan Garam Naik di Agam

id Sayur

Harga Sayur dan Garam Naik di Agam

(ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Harga sejumlah sayur mayur di pasar tradisional Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami kenaikan beberapa hari lalu.

"Harga sayur ini naik dari harga Rp2 ribu sampai Rp4 ribu per kilogram," kata Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Agam, Adrinal di Lubukbasung, Rabu.

Ia mengatakan, harga sayur yang naik itu seperti, daun bawang dari Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu per kilogram, buncis dari harga Rp12 ribu menjadi Rp16 ribu per kilogram, harga garam dari Rp75 ribu menjadi Rp250 ribu per goni.

Sedangkan harga cabai merah turun dari Rp30 ribu menjadi Rp26 ribu per kilogram dan harga ikan nila dari Rp40 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram.

"Ini berdasarkan hasil monitoring harga kebutuhan pokok yang dilakukan petugas di pasar tradisional," katanya.

Untuk harga kebutuhan lain, tambahnya, masih normal seperti, gula pasir lokal Rp12 ribu per kilogram, minyak Bimoli botol Rp16 ribu per liter, minyak Bimoli kemasan Rp15 ribu per liter, minyak curah Rp12 ribu per liter, tepung lencana merah Rp7,5 ribu per kilogram, tepung segitiga biru Rp8,5 ribu per kilogram.

Kemudian, daging ayam kampung Rp60 ribu per ekor, daging sapi Rp140 ribu per kilogram, daging ayam broiler Rp48 ribu per ekor, telur ayam kampung Rp2,5 ribu per butir, telur ayam ras Rp1,3 per butir, telur bebek Rp2 ribu per butir.

Sementara beras benang pulau Rp12 ribu per kilogram, beras sokan Rp11 ribu per kilogram, beras banang pulau Rp12 ribu per kilogram, kacang hijau Rp32 ribu per kilogram, kacang tanah Rp38 ribu per kilogram.

Selain itu, ikan asin teri Rp38 ribu per kilogram, kacang kedelai impor Rp8,2 ribu per kilogram, kacang kedelai lokal Rp12 ribu per kilogram.

"Kemungkinan harga kebutuhan pokok ini akan naik jelang Idul Adha 1438 hijriyah," katanya.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Impres Padang Baru, Wati (51), mengatakan, harga bawang prey dan buncis ini naik akibat produksi di tingkat petani berkurang.

"Ini informasi yang saya peroleh dari pedagang pengumpul," katanya. (*)