BIC Rumuskan Konsep Ekonomi Islam Hadapi Persaingan Global

id Syukri Iska

BIC Rumuskan Konsep Ekonomi Islam Hadapi Persaingan Global

Direktur Pascasarjana IAIN Batusangkar, Syukri Iska. (Antara Sumbar/Irfan Taufik)

Batusangkar, (Antara Sumbar) - Konferensi Internasional Batusangkar atau Batusangkar International Conference (BIC) II, 14 hingga 15 Oktober 2017, diharapkan mampu menghasilkan konsep ekonomi Islam dalam menghadapi persaingan global.

"Kami harapkan konferensi ini mampu merumuskan konsep ekonomi Islam yang sejalan dengan kemaslahatan umat dalam menghadapi persaingan ekonomi global," kata Direktur Pascasarjana IAIN Batusangkar, Dr Syukri Iska, MAg, Rabu, selaku tuan rumah BIC II yang akan dilaksanakan di Batusangkar, Sumatera Barat.

Syukri menyampaikan tema yang akan dikupas dalam konferensi ini adalah Islamic Economic Development; Opportunities and Challenges in Global Economic Competition (Perkembangan Ekonomi Islam: Peluang dan Tantangan dalam Menghadapi Persaingan Ekonomi Global).

Pembicara kunci konferensi yang diselengarakan oleh Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar itu adalah Menteri Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI Prof Bambang Brodjonegoro PhD.

Selain itu, kata Syukri, ada lima panelis utama lainnya yaitu dari INCEIF-International Centre for Education in Islamic Finance Malaysia, Prof Dr Abbas Mirakhor, membahas Islamic Economic System Development in Midle-East on International Economic Politic Constellation (Perkembangan Sistem Ekonomi Islam di Timur Tengah dalam Konstelasi Politik Ekonomi Internasional.

Kemudian, Panelis 2, Prof Dr Abd Ghafar Ismail dari UNISSA, Brunai Darussalam, membahas Islamic Economic System Development in South-East on AFTA Context (Perkembangan Sistem Ekonomi Islam di Asia Tenggara dalam Konteks AFTA)

Panelis 3, Dr Aly Abdel Moniem dari Coordinator of Maqasid Institute London membahas Contemporary Islamic Economic System Develoment in Maqasid al-Shariah Context (Sistem Ekonomi Islam kontemporer dalam Konteks Maqashid al-Shariah)

Panelis 4, Prof Muhammad Zilal Hamzah, PhD dari STIE Bisnis Indonesia , Jakarta, membahas Islamic Economic System Contribution on Nation Economic Development (Kontribusi Sistem Ekonomi Islam terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara dalam bingkai NKRI).

Dan, Panelis ke-5, Dr Syukri Iska MAg dari IAIN Batusangkar Indonesia, akan memawakan topik tentang Golden and Silver Currencies in International Monetery System (Mata Uang Emas dan Perak Dalam Sistem Moneter International).

"Kami melalui konferensi ini ingin menganalisis peluang dan tantangan sistem ekonomi Islam dalam menghadapi persaingan ekonomi global di berbagai negara, khususnya Indonesia," kata Syukri yang juga Ketua MUI Tanah Datar.

Selain itu, katanya, diharapkan konferensi ini mampu memberikan kontribusi pemikiran kepada para pengambil kebijakan ekonomi agar mendukung penuh pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi Islam khususnya di Indonesia.

"Konferensi ini juga akan dapat melahirkan wacana dan alternatif sumber daya ekonomi umat yang potensial dan kompetitif berdasarkan sistem ekonomi Islam yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Negara ini," katanya.

Syukri menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sistem ekonomi Islam cukup besar dan perlu mendapat perhatian penuh.

Rendahnya pemahaman umat Islam tentang sistem ekonomi Islam masih menjadi persoalan yang serius,sementaraa kajian normatif dan teoritis terhadap sistem ekonomi Islam masih dominan, sehingga boleh dikatakan nyaris disinyalir belum teruji secara "empirical applicable".

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Dr Nofrivul mengatakan, konferensi ini akan diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri dari akademisi, peneliti, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Dewan Pengawas Syariah, praktisi lembaga keuangan syariah, praktisi ekonomi, pemerintah atau pengambil kebijakan, mahasiswa, dan unsur masyarakat luas. (*)