Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Saudi Janji Kurangi Ekspor

id Harga Minyak

Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Saudi Janji Kurangi Ekspor

Ilustrasi, harga minyak. (Antara)

New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak dunia melonjak lebih dari tiga persen pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah produsen minyak mentah utama Arab Saudi berjanji akan membatasi ekspornya untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 1,55 dolar AS menjadi menetap di 47,89 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, naik 1,62 dolar AS menjadi ditutup pada 50,22 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada Senin (24/7) bahwa negara tersebut akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari (bpd) pada Agustus, hampir satu juta barel per hari di bawah tingkat tahun lalu, menurut laporan media.

Menteri Saudi membuat janji tersebut dalam sebuah pertemuan antara OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) dan negara-negara non-OPEC di Rusia pada Senin (24/7). Produsen-produsen minyak utama dunia diperkirakan akan membahas kepatuhan pemotongan produksi yang disepakati.

Sementara itu, Komite Pemantau Bersama Menteri OPEC dan Non-OPEC (JMMC) mempertimbangkan untuk memperpanjang lebih lanjut Deklarasi Kerja Sama, yang juga dikenal sebagai "Kesepakatan Minyak", Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan setelah Pertemuan JMMC di St.Petersburg, Senin (24/7).

Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa kesepakatan tersebut menarik lebih dari 350 juta barel minyak dari pasar dan dengan demikian menyebabkan kemajuan yang mantap dan signifikan terhadap penyeimbangan kembali pasar.

Menurut Alexander Novak, kesepakatan itu bisa diperpanjang setelah kuartal pertama 2018, jika diperlukan.

Pada akhir 2016, negara-negara OPEC dan non-OPEC sepakat untuk mengurangi 1,8 juta barel minyak per hari dari pasar selama enam bulan, untuk meningkatkan permintaan dan menaikkan harga.

Kesepakatan tersebut kemudian diperpanjang selama sembilan bulan, sampai akhir Maret 2018. (*)