Pemkot Payakumbuh Bertekad Hentikan Kekerasan Terhadap Anak

id Kota Layak Anak

Pemkot Payakumbuh Bertekad Hentikan Kekerasan Terhadap Anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyerahlam prediket Kota Layak Anak tingkat Pratama kepada Wali kota Payakumbuh Riza Falepi di Ballroom Swiss-Bel Hotel Pekanbaru, Riau. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Payakumbuh, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) bertekad untuk menghentikan kekerasan terhadap anak sebagai perwujudan penghargaan daerah layak anak yang diraih pada Sabtu (22/7).

"Kami tidak menginginkan kasus-kasus yang menimpa anak-anak terjadi di kota ini. Kekerasan seperti perundungan dan tindakan lainnya harus dicegah," kata Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi saat dihubungi di Payakumbuh, Selasa.

Ia menambahkan selain kekerasan terhadap anak, hak-hak mereka juga tidak dapat diabaikan, mulai dari jaminan pendidikan, kesehatan, sosial, serta keamanan.

Hal itu menjadi tanggungjawab pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat, ujarnya.

Pihaknya berkomitmen melindungi anak dari kekerasan serta penyaluran hak-hak mereka. Hal itu tergambar dari predikat kota layak anak, dimana penghargaan itu bukan kali pertama, melainkan sudah tiga kali setelah tahun 2013 dan 2015.

Komitmen tersebut juga tertuang dalam bentuk Peraturan Daerah, yakni Perda Nomor 11 tahun 2016 tentang perlindungan perempuan dan anak.

Perda tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan pada anak-anak agar menikmati masa kecilnya, tanpa harus takut untuk berinteraksi serta menggali potensi dirinya.

Sebelumnya, Kota Payakumbuh untuk meraih predikat Kota Layak Anak tingkat Pratama pada tahun 2017. Penghargaan yang ketiga kali itu diserahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise kepada Wali kota Payakumbuh Riza Falepi di Pekanbaru, Riau.

Selain Kota Payakumbuh, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Payakumbuh juga dianugrahi sebagai sekolah ramah anak.

Riza mengajak semua warga kota untuk mempertahankan predikat, karena penghargaan tersebut untuk semua anak dan masyarakat Payakumbuh.

"Untuk selanjutnya kami akan berusaha meraih KLA tingkat Madya, kemudian tingkat Nindya. Target tersebut tentunya juga dengan meningkatkan faktor dan indokatornya," kata dia.

Sementara itu Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Muhammad Ihsan mendorong adanya sinergi antarlembaga untuk mencegah kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

"Persoalan yang dihadapi oleh perempuan dan anak tidak dapat diselesaikan sendirian oleh Kementerian PPPA. Oleh sebab itu perlu keterlibatan seluruh komponen masyarakat, termasuk profesi dan mitra usaha," ujarnya.

Ia mengatakan banyak profesi dan lembaga yang memiliki kepedulian terhadap persoalan anak dan perempuan.

Dengan kerja sama, tambahnya maka akan memberikan kekuatan yang sangat luar biasa dalam mewujudkan perempuan dan anak yang sejahtera.

Optimalisasi perlindungan anak di Indonesia perlu ditingkatkan karena menurut dapat yang dilaporkan ke KPAI jumlah aduan mengenai permasalahan anak meningkat, ujarnya. (*)