Potensi Besar, Ekspor Sumbar Masih Terfokus CPO dan Karet

id Kadin, Ramal Saleh, Ekspor Sumbar

Potensi Besar, Ekspor Sumbar Masih Terfokus CPO dan Karet

Diskusi publik "Peluang dan Optimalisasi Ekonomi Daerah Dalam Era Digital Banking" yang digelar Bank Mandiri bersama LKBN Antara Sumbar. Diskusi itu juga dilaksanakan dalam rangka 10 windu LKBN Antara (1937-2017). (ANTARA SUMBAR/M R Denya Utama)

Padang, (Antara Sumbar) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat Ramal Saleh mengatakan potensi ekspor provinsi itu belum tergarap secara maksimal karena masih terfokus pada komoditas tertentu.

"Saat ini, ekspor kita masih terfokus pada minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan karet, yang seharusnya komoditas lain masih dapat dikembangkan," katanya di Padang, Selasa saat menjadi pembicara dalam diskusi publik, yang digelar Perum LKBN Antara Sumbar dan Bank Mandiri di Padang.

Diskusi itu juga dilaksanakan dalam rangka 10 windu LKBN Antara (1937-2017).

Menurutnya, jumlah ekspor CPO dari Sumbar ini mencapai 70 persen, sedangkan komoditas karet sebesar 30 persen dari total ekspor.

"Hal ini menjadi perhatian kita karena masih banyak komoditas yang masih dapat dioptimalkan seperti kakao, pinang, dan vanila," katanya.

Ia menyebutkan apabila komoditas lain seperti kakao dan pinang dapat dikembangkan sehingga dapat setara dengan jumlah ekspor CPO dan karet akan berdampak luas terhadap perekonomian.

Ia mengatakan nilai ekspor yang dilakukan oleh Sumbar hanya sekitar dua miliar dolar AS per tahun.

Namun, imbuhnya dari tahun ke tahun nilai tersebut terus mengalami penurunan seperti pada 2016, nilai ekspor hanya sekitar 1,7 miliar dolar.

"Hal inilah yang menjadi tugas bersama bagaimana caranya untuk menggenjot nilai ekspor," kata dia.

Selain itu, sebutnya, hal yang paling mungkin dikembangkan di Sumbar adalah bidang pariwisata.

Ia mencontohkan bagaimana caranya agar penerbangan langsung dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju destinasi wisata seperti Maladewa dan sebaliknya.

"Selain memperbaiki destinasi, kita juga harus membuka jalur penerbangan dan jalur laut menuju Teluk Bayur agar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Maladewa juga datang ke Sumbar," katanya. (*)