Sarilamak, (Antara Sumbar) - Bupati Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Irfendi Arbi mengimbau masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan karena cuaca panas dalam tiga pekan terakhir bisa memicu kebakaran hutan dan lahan.
Irfendi Arbi di Sarilamak, Selasa mengatakan, kebakaran sudah terjadi di sejumlah tempat, dan ancaman seperti itu harus diwaspadai.
"Suhu di Kabupaten Limapuluh Kota belakangan ini terbilang panas. Mungkin karena memasuki musim kemarau," ujarnya.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, masyarakat jangan lalai terhadap sumber api yang dapat memicu kebakaran.
Menurutnya beberapa upaya antisipatif yang dapat dilakukan, antara lain, tidak melakukan pembakaran sampah di kawasan yang padat permukiman warga, menghentikan membuka lahan pertanian dengan membakar, serta main api.
"Kami meminta masyarakat agar tidak membakar lagi dalam membuka lahan pertanian. Begitu juga para ibu rumah tangga hati-hati dengan api di dapur, tidak membakar sampah di sembarangan tempat," katanya.
Imbauan yang sama juga disampatkan bagi pecandu rokok agar tidak membuang puntung rokok di sembarangan tempat, terlebih bagi masyarakat yang suka buru babi, karena bibit api yang tersisa di rakok dapat menimbulkan kebakaran hutan atau lahan. Untuk itu, pastikan puntung rokok apinya sudah mati, baru dibuang.
Kemudian kewaspaan itu juga diperlukan saat listrik padam dan hati-hati menggunakan lilin atau lampu teplok, serta memastikannya sudah padam sebelum tidur.
Selain itu, kebakaran juga sering dipicu korsleting jaringan listrik. Untuk itu, pemerintah daerah mengingatkan masyarakat agar menggunakan peralatan listrik sesuai standar yang dianjurkan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota periode 2005-2010 itu mengajak semua masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan, karena di daerah itu banyak hutan yang gersang akibat kemarau dan rawan terbakar.
Ia menambahkan akibat kebakaran hutan dan lahan tahun kemarin, kabupaten itu memgalami kerugian hingga milyaran rupiah, bahkan pemerintahan pusat mengirimkan helikopter untuk memadamkannya.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei mengatakan, kerawanan kebakaran hutan dan lahan pada 2017 masih cukup tinggi di sejumlah titik panas di Indonesia, sehingga meminta kesiapsiagaan seluruh daerah yang rawan.
Ia mengatakan berdasarkan hasil analisisis dari sejumlah lembaga meteorologi, dari Australia, Amerika, Jepang, Selandia Baru, termasuk BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada 2017 diinformasikan kemarau normal yang artinya kerawanan terhadap Karhutla cukup tinggi.
Sementara hasil anailisis dan prediksi BNBP, pada 2017 tidak ada indikasi terjadinya fenomena El Nino, namun demikian potensi karhutla masih menjadi catatan penting bagi daerah.
Untuk setiap daerah yang rawan terjadi karhutla diingatkan tidak lengah dan selalu meningkatkan kewaspadaan yang dititikberatkan pada pencegahan dini bencana kebakaran hutan dan lahan. (*)
Berita Terkait
Deforestasi hutan Sumatera Barat
Rabu, 27 Maret 2024 15:51 Wib
Walhi nilai komitmen Gubernur Sumbar lemah soal penindakan perambah hutan
Senin, 25 Maret 2024 9:18 Wib
Pemkab Pesisir Selatan siap koordinasikan dugaan pembalakan hutan di Lubuk Nyiur
Senin, 18 Maret 2024 18:24 Wib
BNPB: Indonesia sedang hadapi anomali bencana alam
Senin, 11 Maret 2024 18:25 Wib
Berdayakan hutan konservasi Sumbar, PLN dan BKSDA-BTNS tandatangani kerja sama
Kamis, 22 Februari 2024 10:11 Wib
Sumbar terima hibah Rp53 miliar karena turunkan emisi karbon
Sabtu, 17 Februari 2024 7:46 Wib
KKI Warsi sebut tutupan hutan di Sumbar 2023 naik tiga ribu hektare
Rabu, 24 Januari 2024 20:40 Wib
Refleksi PSDA Sumbar: ancaman bencana ekologis dan antisipasinya melalui perhutanan sosial
Rabu, 24 Januari 2024 17:37 Wib