Legislator Dorong Pakan Rabaa Sentra Padi Organik

id padi

Legislator Dorong Pakan Rabaa Sentra Padi Organik

Ilustrasi - Padi. (Antara)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solok Selatan, Sumatera Barat mendorong Nagari Pakan Rabaa Utara menjadi sentra padi organik, karena daerah itu dinilai cocok dan berada di hulu pengairan.

"Kita mendorong pemerintah setempat menjadikan Nagari Pakan Rabaa Utara sebagai sentra tanam padi organik, sebab berada di hulu sungai yang sumber airnya terjaga atau belum terkontaminasi zat kimia," kata Anggota DPRD Solok Selatan Adra Surianto, di Padang Aro, Selasa.

Dia mengatakan, pemerintah perlu lebih meningkatkan lagi sosialisasi kepada petani supaya potensi yang ada bisa dioptimalkan penggunaannya.

Ke depan katanya, program ini juga perlu dimaksimalkan lagi melalui APBD kabupaten itu. Untuk menjadikan Solok Selatan sebagai daerah sentra pertanian organik, maka sosialisasi harus ditingkatkan lagi agar kelompok tani yang bisa mengembangkannya juga berminat," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan Tri Handoyo Gunardi mengatakan, sekarang ini sudah memasuki panen kedua padi organik di Koto Baru Sungai Kalu.

Dia mengatakan, panen padi organik kedua ini hasilnya naik dari yang pertama dari 3,7 ton per hektare menjadi 4,5 ton perhektare.

Dia berharap pada panen ketiga nanti hasilnya terus meningkat sehingga kesejahteraan petani bisa tercapai.

"Kita berharap setiap tahun panen padi organik mengalami peningkatan produksi secara berkelanjutan," kata dia..

Dia menjelaskan, Untuk mendapatkan sertifikat beras organik dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) minimal tiga kali panen.

"Satu kali panen lagi kita bisa usulkan sertifikat organiknya sehingga nilai jualnya meningkat," katanya.

Ia menyebutkan luas baku lahan sawah di Solok Selatan sekitar 10.160 hektare. "Selain, bantuan pupuk kompos sebanyak 26 ton, keltan Mekar Bhakti tahun ini juga mendapat satu unit UPPO dengan dana Rp175 juta dan ternak Sapi.

Ketua Keltan Mekar Bhakti, Ali Nendra menyebutkan pihaknya terkendala pengairan pertanian yang jaraknya cukup jauh dan kurang lancar.

"Jarak sumber air ke areal persawahan sekitar dua kilo meter dan itu cukup jauh dan kami berharap dibuatkan embung supaya masalah ini teratasi," ujarnya. (*)