Indonesia Ikut Festival Ketimun di Rusia

id Festival Ketimun

Indonesia Ikut Festival Ketimun di Rusia

Festival Ketimun ke-17 di Kota Suzdal, negara bagian Vladimir (Vladimir Oblast), sekitar 210 km dari Moskow, Sabtu (15/7). (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam acara Festival Ketimun di Kota Suzdal, Rusia pada 15 Juli 2017.

Acara Festival Ketimun ini merupakan pesta rakyat tahunan terbesar dan terpopuler untuk merayakan hasil panen ketimun dan sekaligus menyambut masuknya musim panas. Acara ini dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan, demikian Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Wahid Supriyadi dalam siaran persnya yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Festival berlangsung sangat meriah di seluruh sudut kota dengan puncak kemeriahan di ruang terbuka dari Suzdal Wooden Architecture Museum. Panggung budaya, konser, parade kostum jalanan, pameran produk, konser, workshop, ikut memeriahkan acara Festival Ketimun.

Sebagai tamu kehormatan, bendera Merah Putih dikibarkan di samping panggung utama. Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Balarus, Wahid Supriyadi diminta untuk melepas balon tiga warna melambangkan bendera Rusia yang di bawahnya tergantung boneka maskot kota Suzdal.

Dubes Wahid Supriyadi disambut hangat oleh Wakil Gubernur Vladimir Oblast, Alexander Lobakov dan beberapa pejabat daerah.

Indonesia menampilkan dua tari tradisional di panggung utama kesenian, yaitu Tari Jaipong dari Jawa Barat yang dibawakan oleh Ekatarina Makanina, seorang warga negara Rusia yang pernah mendapat beasiswa Darmasiswa selama setahun di Bandung dan Tari Sekar Pudyastuti dari Jawa Tengah yang dimainkan oleh Elizabeth Nilasari, guru Sekolah Indonesia Moskow (SIM).

Pengunjung yang hadir terkesan dan bertepuk tangan meriah karena untuk pertama kalinya kesenian Indonesia tampil di acara tahunan terbesar di Kota Suzdal.

Selain menghadiri Festival Ketimun, pertemuan ini membahas potensi kerja sama RI dengan negara bagian Vladimir khususnya di bidang perdagangan, pariwisata dan investasi.

Wakil Gubernur menyampaikan potensi Suzdal dan Vladimir Oblast sebagai daerah pertanian penghasil gandum, kentang, produk kimia, kaca, kayu, serta sebagai destinasi wisata bersejarah. Sementara dari Indonesia, Vladimir Oblast memerlukan impor buah tropis, produk kelapa sawit dan peralatan listrik.

"Hubungan antara Indonesia dan Rusia bersifat saling membutuhkan dan di tengah kelesuan ekonomi dunia saat ini, nilai perdagangan bilateral justru meningkat 33,5 persen." kata Dubes Wahid saat memberikan sambutan di depan ribuan pengunjung Festival Ketimun.

Dubes Indonesia Wahid bangga bahwa, wisatawan Rusia ke Indonesia pada kuartal pertama naik sekitar 77 persen menjadi sekitar 37.000 orang, ini merupakan peninggkatan tertinggi di dunia. Sebaliknya, terdapat kecenderungan meningkatnya wisatawan Indonesia ke Rusia yang tahun depan diperkirakan mencapai 40.000 seiring diselenggarakannya World Cup.

Kota Suzdal merupakan bagian dari Vladimir yang didirikan tahun 1024 adalah salah satu kota tertua di Rusia. Kota ini terletak di Golden Ring, berbentuk melingkar seperti cincin di sebelah timur laut Moskow dan ditempuh sekitar lima hingga enam jam dengan mobil.

Jalur itu merupakan jalur paling padat di Rusia seperti jalur Pantura di Jawa. Terdapat 305 monumen dan bangunan-bangunan klasik, termasuk 30 gereja, 14 bell tower, lima biara yang masih aktif, dan terdapat 246 item yang dilindungi oleh pemerintah Federasi Rusia.

Pada tahum 1991, enam monumen dan dua bangunan di Suzdal, yaitu Savior Monastery of St Euthymius dan Kremlin with Navity of the Vigin, terdaftar dalam World Heritage UNESCO. (*)