Pengembangan Objek Wisata di Pasaman Barat Terkendala Tanah Ulayat

id Objek Wisata, Pasaman Barat, Tanah Ulayat

Pengembangan Objek Wisata di Pasaman Barat Terkendala Tanah Ulayat

Ilustrasi - (Iggoy el Fitra /ANTARA)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Kepala Dinas Pariwisata Pasaman Barat, Sumatera Barat, Armen mengatakan pengembangan objek wisata di daerah itu terkendala berbagai persoalan kepemilikan lahan atau tanah ulayat.

"Akibatnya kondisi itu menjadi pemicu pengelolaan objek wisata tidak maksimal dilakukan," katanya di Simpang Empat, Selasa.

Menurutnya, potensi objek wisata di Pasaman Barat tidak kalah dengan daerah lain di Sumbar dari segi keindahannya.

Hanya saja, Pasaman Barat baru akan bangkit untuk mengelola objek wisata tersebut. Tetapi, sejauh ini masih terkendala soal pengelolaan dan berujung kepada aset.

Bukan hanya itu saja, ini juga akan berimbas kepada perlengkapan sarana dan prasarana di objek wisata salah satunya WC umum, pengelolaan parkir secara terstruktur.

"Malah ada masyarakatnya yang mengklaim objek wisata tersebut miliknya. Untuk itu, saat ini kita berusaha mengajak masyarakat mengelola objek wisata tersebut. Karena bagaimanapun juga regulasi objek wisata ini tetap di dinas pariwisata," ujarnya.

Persoalan aset pengelolaan ini juga akan berimbas kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika daerah yang langsung mengelola objek wisata tersebut jelas berapa PADnya yang masuk ke kas daerah.

"Persoalan pariwisata tidak terlepas dari tiga komponen penting yang harus berkomitmen untuk memajukannya, yakni masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha," ujarnya.

Ia menjelaskan masyarakat setempat merupakan pelaku langsung wisata, pemerintah merupakan pihak yang mengatur objek wisata dan pelaku usaha merupakan pihak yang akan menyediakan oleh-oleh di objek wisata.

Jika masyarakat saja yang mengelola objek wisata, maka pelayanan pariwisata tidak akan sesuai dengan standar ukuran yang berlaku. Sebab, pariwisata ini berpatokan kepada kepuasan pengunjung.

"Orang mengunjungi objek wisata untuk bersenang-senang, menikmati keindahan alam. Jika sudah terganggu dengan pemalakan, premanisme di objek wisata jelas ini sudah mengganggu," katanya.

Ia menambahkan kunjungan wisatawan ke objek wisata pada Lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah beberapa waktu lalu cukup banyak.

Hal ini dibuktikan dengan ribuan pengunjung datang ke objek wisata, seperti Pantai Sasak, Pantai Aia Bangih, Pantai Sikabau, Pantai Muara Binguang dan sejumlah objek wisata lainnya.

"Pulau-pulau juga tidak kalah menarik, seperti pulau panjang, pulau Pigago. Saat ini jumlah objek wisata di Pasaman Barat mencapai 61 titik destinasi," ujarnya. (*)